Thursday 26 December 2013

Restaurant "Chung Gi Wa 청기와 "

Namanya Natal, pasti identik dengan kumpul keluarga. Sama seperti Lebaran, bagi penganut agama nasrani, yang namanya natal, harus kumpul keluarga. Kemarin, saya bersama kedua orang tua dan sepupu serta om saya, kami pun makan di restoran Chung Gi Wa. Restoran khas masakan korea. Saat ini hanya ada 3 gerai. Yaitu di Lotte Mart Kelapa Gading lt. 2, Grand Wijaya Center di daerah Dharmawangsa / kebayoran baru, dan di Gandaria City ( kalau gak salah ). Aslinya, saya ngajak makan disini, karena penasaran, teman saya bilang, harga makanannya cukup murah alias standard untuk makanan korea. Jadilah, syaa kesana, dan tentu saja, saya yang kebagian giliran traktir.

Kiri - Kanan : Nyam Galbi, Bulgogi
Kami makan ada beberapa menu dan harus saya akui, makanan korea itu sehat - sehat ya. Bayangin aja, belum juga menu utama keluar, semua makanan sampingan, seperti kimchi aja ada beberapa macam. Mejanya udah penuh untuk menu makanan sampingannya. Karena keluarga besar saya termasuk meat lovers,, hehehehe,, jadinya kami pasti pesan daging, karena mau BBQ. Yang kami pesan pertama adalah Nyam Galbi, yaitu daging iga babi. Waduh..empuknyaaa...mudah dikunyah, enak banget deh itu dagingnya. Trus bumbunya itu meresap abis, tanpa harus pake bumbu siram / bumbu tambahan, rasanya udah enak bangeettttt.. Apalagi kalau ditaruh di atas selada, terus dilipat, langsung masukin ke mulut ( kayak di film - film korea ),,ya ampuuunn...enak bangettt..what a temptation..!

Setelah itu kami pesan 2 porsi Bulgogi. Ternyata ada 2 jenis cara masak bulgogi. Disebutnya masak depan dan masak belakang. Masak depan, artinya dimasak kering. Sedangkan masak belakang, masih ada kuah - kuahnya. Saya sih lebih suka yang masak depan. Hehehe.. Rasanya manis - manis, mirip kayak teriyaki / yakiniku ala Jepang gitu. Tapi ini saya akui, lebih enak. Dagingnya tipis, karena pakai daging iris untuk sukiyaki. Kalau ada yang pernah makan Yoshinoya, tekstur dagingnya persis kayak di Yoshinoya.

Setelah itu, kami pesan lagi yang namanya Jap Jae. Kalau kata orang koreanya sih Capcay, dan keterangannya Fried Noodle, tapi sebetulnya bukan mie goreng, tapi Soun Goreng. Isinya sayur, jamur, daging. Hmmmm...yummy abiiss...walau rasa standard, tapi buat saya cukup enak dan acceptable di lidah dan terutama perut. Kata sepupu saya, " waaahh..abis ini, gue mesti sepedaan selama 3 jam niih..! " Hahahahhaa...well, bener juga sih..kalau natal itu Happy holiday + Happy eating. Hahahahaha.. Sayang aja, lupa saya foto. Maaf yaa.. :(

Seperti biasa, makanan Korea yang paling disukai orang - orang seluruh dunia adalah Bibimbab ( berdasarkan hasil wawancara di variety show korea : Infinity Challenge ). Saking sering makan Bibimbap, saya jadi malas fotonya. Hehehe.. Sebetulnya mudah lho bikin bibimbap. Siapkan mangkuk batu yang udah dioles minyak masak, masukkin nasi yang udah matang, sayur rebus, daging tumis, trus panasin di atas kompor. Jadi deh..! Bibimbap di Chung Gi Wa ini berbeda dengan yang saya makan di Kem Chick. Kalau di Kem Chick dikasih semacam saus merah, di Chung Gi Wa, cenderung polos tanpa saus merah. Tapi soal rasa, yaaa..bener lha..lebih sedikit authentic daripada di Kem Chick.

Gop Cang Jonggol
Selain itu, karena makan bareng orang tua, kalau udah berumur, gak bisa makan yang keset - keset, harus ada kuah sedikit. Jadilah kami pesan semacam kimchi kuah, nama menunya : Gop Chang Jonggol. Isinya, jeroan sapi, tapi cuma usus dan daging sapi, trus dikasih sawi putih, wortel, bawang bombay, tahu, daun bawang, lobak. Hmmm..kuahnya asli, seger banget. Kuahnya berwarna merah, tapi gak pedas. Memang disesuaikan sih, karena kalau orang korea asli, sukanya yang agak - agak pedas, tapi untuk menu di Chung Gi Wa, sama sekali tidak pedas dan sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Untuk jeroannya, biasa sih, saya gak suka usus. Tapi di Chung Gi Wa, mereka bisa gitu masak usunya kenyal - kenyal kayak jamur, dan mudah di kunyah dan tidak bau sapi. Itu yang saya kagum. Daging sapinya sih, empuk..memang ahli banget ya orang korea kalau soal daging. I love korean beef..! hahahhaa..

Yuk Gae Jang
Setelah itu, saya makan Yuk Gae Jang. Semacam sup sapi. Warna kuahnya lebih pekat merahnya daripada Gop Chang Jonggol. Isinya, soun, lobak diiris panjang dan tipis, dikasih irisan sawi putih, bawang bombay, dan suiran daging sapi. Waaahh...rasanya pekat abis, tapi tidak sesegar Gop Chang Jonggol, karena sayurnya cuma sedikit. Tapi cukup terasa kuah sapinya. Wadduuhh..masakan korea emang sehat - sehat deh. Kebayang donk, semua menunya pasti ada sayuran. Porsinya juga besar - besar. Total kami makan bertujuh, habis hampir IDR 700.000. Range harga ; IDR 50.000 - 500.000. Price : Bulgogi @ 68.000, Nyam Galbi @63.000, Jap Jae @ 75.000, Bibimbap @ IDR 58.000, Yuk Gae Jang @ 55.000, Gop Chang Jonggol @ 180.000, Nasi putih @ 10.000. Minuman kalau teh hangat dan air putih, dikasih free dan free flow. 
Boleh dicoba dan top recommended deh. Hehehe..mari makan..! Itadakimasu..!

macam - macam kimchi
macam - macam kimchi

Friday 13 December 2013

BONGKOPITOWN - Jail Restaurant

Hari ini, saya cobain makan siang di BONGKOPITOWN. Letaknya di Jl. Batu Tulis Raya..huwaaaa..ini akibat rasa penasaran saya, sekaligus buat bahan postingan di blog. Hehehe.. Well, restorannya tematik bangeettt.. Temanya : JAIL..kalau di bahasa indonesia, artinya Penjara. Hiii.. tapi suasana dan interiornya gak seseram penjara beneran koq. Kalau penjara beneran sih, creepy abiiss.. Makanan disini, lebih ke arah masakan singapore dan melayu. Ada 3 menu yang saya coba. Apa aja? Ini detailnya : 

Nasi Penjara
Saya pesan Nasi Penjara + Seafood. Hmmm...intinya dari nasi penjara ini adalah nasi siram. Nasi yang digoreng hanya dengan kecap asin, disiram dengan seafood. Mirip kayak kita makan kwetiau siram gitu, tapi kwetiaunya diganti nasi. Di menu sih, ini termasuk masakan recommended. Tappiii...rasanya kok biasa - biasa aja ya? Emang cocok kalau dibilang restoran dari Singapore, emang ciri khasnya gak banyak bumbu alias bumbunya gak berasa atau gak niat. Not soo special seperti di rekomendasi. Keseluruhan masakan saya nilai STD alias Standard. Mulai dari harga sampai rasa masakan, semuanya standard. Memang cuma beli suasana aja. Berhubung baru buka, jadi masih cenderung sepi. Masalahnya, di daerah batu tulis, saingannya banyak. Ada IBC ( Ikan Bakar Cianjur ), trus Pondok Laguna, trus ada Warung Tekko. 

Menu kedua, kwetiau goreng. Well, yang ini ada tingkatan pedasnya. Yang paling pedas itu, sebutannya Amsyong.. Wkwkwkwkwwk...kocak juga. Untung saya gak pesan yang amsyong, tapi pesen yang pedesnya biasa aja. Hmmm... rasanya enak, bumbunya cukup berasa. Cuma kurang satu, daging sapinya agak alot. Kurang tipis sedikit. Kalau lebih tipis, mungkin gak alot ya. Tapi sepertinya, memang kalau makan di restoran yang berbasis asal dari Singapore, menu paling aman dan enak ya cuma kwetiau goreng. Hahahaha.. 

Kwetiau goreng

Berhubung saya sariwan, mungkin efek kurang makan buah, saya pesan menu tawanan / menu narapidana, yaitu Singkawang Rojak. Isinya, mentimun, bangkuang, jambu, nanas, mangga. Rasanya? Hmmmm..bingung mengutarakannya. Rasanya sih enak, tapi kurang sedikit pedas. Kenapa saya bilang gitu? Karena rasanya terlalu monoton. Cuma manis doank. Rasa bumbu rujaknya unik sih. Gula jawa, pake kacang, pake ebi kering. Beneran cuma kurang pedas - pedas sedikit. Kalau agak pedas, saya yakin, rasanya pasti pas. Karena rasanya hanya manis doank, ditambah rasa ebi ( udang kering ), yang ada jadi agak eneg dan sedikiiiitttt amis. Jadinya, agak eneg. Walau begitu, saya akui, racikannya oke, cuma kurang pedas saja. Wajiblah dicoba. Makan 3 menu itu, habis IDR 112.000 termasuk minuman dan pajak 15%.

Singkawang Rojak

Monday 9 December 2013

BAKMI 31

Bakmi 31 ini, terletak di daerah kota ( glodok ). Hari sabtu, saya kesana karena ceritanya mau ke dokter gigi di daerah sekitar Glodok situ.. Eehh...tapi apa daya, dokternya rameeee..dan akhirnya gak dapat nomor. Hiks..ujung - ujungnya, karena lapar, saya makan di Bakmi 31. pasti banyak yang pada bilang : " iihh..kalau dah di glodok sih, kudu makan bakmi toko tiga. ", yaaa...saya juga maunya makan bakmi toko tiga, tapi apa daya, ternyata udah tutup karena bankrut, dan gak tau pindah kemana. Jadinya, ya akan bakmi apa adanya.


Letaknya di Glodok paling ujung, deket hotel capitol. Plang namanya kecil, tempatnya sepiiii.. kalau naik mobil, mungkin bisa kelewatan itu plang restorannya. Namanya juga Bakmi 31, otomatis jualnya bakmi. Tapi, ini bakmi halal koq. Cuma kalau suruh buat perbandingan untuk bakmi yang halal, maish enak Mie Aliph. Hehehe..


Mie Pangsit
Menunya sih sebetulnya ada macam - macam. Tapi saya hanya pesen menu mie saja. Harganya terbilang fantastis. Mie Ayam polos aja harganya standard, IDR 15.000 per porsi. Tapi Mie Ayam pangsitnya IDR 27.000 per porsi. Glleekk... Yang bener aja...nyaris 2x lipat harga Mie Ayam polos. biasa kalau kita makan mie pangsit, paling cuma nambah IDR 2000 - 5000 dari harga mie ayam polos. Bener gak? Hehehe.. bakmienya sih standard yaa.. Tapi tekstur mienya lumayan enak. Porsinya juga gede. Kenyang pokoknya,  karena porsinya lumayan besar. Pangsitnya juga gede - gede, berasa isinya. Kadang kalau makan mie pangsit di mie ayam gerobakan pinggir jalan, biasanya pangsitnya kurang enak. Tapi menurut saya, pangsitnya lumayan gede dan isinya daging beneran. Abis cobain mie ayam, saya pesen Suikiaw, perbedaannya cuma 1, kalau pangsit isinya daging ayam semua, kalau Suikiaw dikasih udang secuil kecil. Hahahahhaa...Tapi kuah Suikiaw-nya saya akui enak bangeeettttt...padahal Suikiaw nya sendiri, gak seberapa enak.


Saya pesen juga kwetiau gorengnya. Hmmm..kwetiaunya agak tipis dan kenyal. Tekstur kwetiaunya enak, tapiiii...rasanya terlalu manis. Kebanyakan kecap manis sepertinya. Tapi seperti saya bilang, porsinya lumayan besar, dan isinya gak pelit juga. Ada udang, dikasih kucai, baso ikan, telor. Lengkap sih. Cuma harganya paling mahal. Kalau gak salah, sekitar IDR 32.000 per porsi. Gleeekk...
Yaaa,,kalau cuma buat iseng makan, karena susah cari makanan di sekitar Glodok, saya cukup kasih rekomendasi untuk makan di Bakmi 31 ini.


Suikiaw


Tuesday 3 December 2013

BANDUNG again ( Sigh.. )

kawah tangkuban perahu
Kalau lihat judulnya, beneran deh..kadang bosen juga ke Bandung. Ini udah keberapa kalinya saya ke Bandung. Tapi herannya, gak bosen - bosen juga sih. Hehehe...secara tujuannya cuma makan, makan dan makan. Huweee..badan melar lagi deh..padahal dah lumayan singset ( teori penghiburan diri...eeaaa.. ). Kali ini ke Bandung dalam rangka outing bersama teman - teman kantor. Pertama kali dalam hidup, cuma ke Bandung aja, pulang hari, memakan waktu 15 jam..!! Capeeekk...pinggang pegel, sakit, pantat tepos. Lengkap deh..! Saya dan teman - teman kantor berangkat ke Bandung pkl. 07.30, well emang kesiangan sih. Mana perginya pas tanggal muda, orang baru abis gajian, jadinya rame banget deh jalanan. Kami tiba di bandung pkl. 10.30 dan langsung menuju ke Tangkuban Perahu. Ada yang tahu legenda / kisah Tangkuban Perahu? hehehe..yang pasti, saran saya, lihat saja google, sumber cukup terpecaya, capek ceritanya. Saya rasa, pas SD kita semua udah tahu kan legenda Tangkuban Perahu? Hehehe.. 

Terakhir saya ke Tangkuban Perahu pas masih SMA, jadi setelah beberapa tahun, baru ke sana lagi, yaahh,,gak bikin nostalgia juga sih. Secara, kawahnya juga gak berubah. Tetap aja begitu. Di Tangkuban Perahu emang paling cocok cuma buat foto - foto doank. Gak ada kuliner yang bisa dicobain. Masa iya cuma makan jagung bakar / gorengan? Jagung bakarpun, menurut saya masih enak jagung bakar yang pernah saya makan di Brastagi. Lebih menggoda dan bikin ngiler, dari ukuran jagungnya aja udah jauh beda. Hehehe..

Menu Makan Siang
Dari Tangkuban Perahu, kami makan siang di Kampung Daun. Yaahh...saya sih tidak berharap makanannya enak. Pertama, yang saya tahu, kalau makan di tempat yang temanya ada kata Kampung / Kampoeng, biasanya, lebih ke arah kita beli suasana dibanding beli makanan. Dan harus saya akui, suasana di Kampung Daun enak banget. Lebih tenang dan damai. Adem pula. Banyak pohon dan dibuat sungai2 kecil sehingga rasanya kayak makan di gunung. Kata teman saya : "Ya jelas adem dan banyak pohon, namanya juga Kampung Daun. Kalau gersang, namanya jadi Kampung Pasir "Wkwkwkwkw...logika yang masuk diakal. Enaknya kalau pergi acara outing, biasanya "gizi" terjamin. Ya bukan berarti kalau pergi dengan dana sendiri berarti "gizi" gak terjamin. Terjamin juga sih, tapi biasanya, yang dikonsumsi itu "gizi" yang gak sehat. Dan yang lebih utama, kalau pergi acara outing gtu, biasanya kantong tetap tebal lha ampe akhir bulan. Coba kalau pakai dana sendiri, seneng sih jalan - jalan, tapi gitu buka dompet, ya ampuunn..miris..tipisnya dompet ini.

Soto Kudus
Di Kampung Daun, kami dihidangkan makanan prasmanan, yang tentunya menu sudah disiapkan sesuai selera atasan. Ada Tumis sayur, ayam goreng, ikan goreng, bakwan jagung, sambel, soto kudus. Lalu ada welcome drink, yaitu bajigur dan es cincau, dan potongan buah. Hmmm..Bajigurnya enak. Cuma, kurang pas minum bajigur siang - siang terik. Jadi tambah panas, karena bajigur terbuat juga dari jahe. Es cincaunya saya akui enak, sayangnya aja gak dingin. Tapi syrup dan santannya, enak banget. Serasa minum Kopyor, padahal cuma syrup dan santan dikasih cincau ijo. Untuk menu makanannya, saya akui, standard banget. Tapi tumis sayurnya saya akui enak. Lupa itu sayur apa, tapi ditumis pakai bawang merah, irisan cabe dan di kasih ebi ( udang kering ) yang dihaluskan. Waahh..mantap deh rasa sayur tumisnya. Yang saya kurang setuju adalah, Soto yang dihidangkan. Judulnya sih Soto Kudus, tapi koq pakai santan? Dimana - mana, namanya soto kudus pasti kuahnya bening. Kalau udah pakai santan, kayaknya gak perlu lah, dibilang Soto Kudus, bilang aja Soto Ayam. Jadi aneh rasanya. 

Dari Kampung Daun, kami beli oleh - oleh di Jl. Kemuning, di Prima Rasa. Ahh..kalau dah sering ke Bandung pasti tahu donk Prima Rasa? Bosen lah kalau cuma beli Kartika Sari. Letak jalan kemuning ini, ada di dekat Jl. Riau. Patokannya, kalau anda dari arah FO ( Factory Outlet ), anda lurus, ketemu patung logo pramuka, lurus terus, nanti ada perempatan besar, persis sebelum perempatan, ada taman di sebelah kanan, dulunya itu pom bensin, sekarang jadi taman. Sebelum taman, ada jalan, belok ke kiri ke jalan tersebut, trus lurus ajaaaa...ketemu deh Prima Rasa. Kalau kata saya, semua kue di prima rasa itu enak - enak. Tapi yang paling enak itu Sifon Ketan Item, Stick keju, dan Japanese Cookies yang rasa keju coklat.Jajanan di sekitar prima rasa juga enak - enak. Kalau pagi - pagi, ada yang jualan kupat tahu, rasanya cukup enak, walau memang kupat tahu gerobakan. Tapi seriusan, enak sih kupat tahunya. hahahah..intinya, Bandung surga makanan enak dah..!

Bajigur

Gulali @5000 di Kampung Daun

Thursday 7 November 2013

Kuliner di Sukabumi

Hmmmm... Jujur aja, kampung ibu saya berasal dari Sukabumi. Walaupun waktu kecil saya sering ke sukabumi, saya hampir tidak pernah jajan tiap kali ke Sukabumi. Maklum aja, makanan disana mahalnya ampuuunn.. hehehe.. Tapi biar kata mahal ternyata enak banget, yah ada harga ada barang. Begitu besar, saya juga jarang main ke Sukabumi. Tapi kali ini, saya terpaksa pulang, karena kakek saya meninggal dunia di Sukabumi. Aslinya sih, mau posting ini makanan agak gak enak hari juga, secara masih bisa makan - makan pas berduka. Namun buat saya, namanya urusan perut, tetep harus diutamakan. Kalau jagain rumah duka, tapi gak makan, kayaknya bisa masuk angin dan sakit. 

Kuah Soto dan Jeroan
Pagi hari, emang paling enak makan yang kuah - kuah dan hangat. Maklum, Sukabumi itu dingin, walau kalau udah siang sih sama aja, panas bener. Kalau kata orang sunda, panas teuing. Sedangkan kalau dingin, bilangnya tiris. Kalau pagi - pagi, saya pasti kelaparan berat. Jadi pagi itu, saya diajak tante dan sepupu saya makan soto. Namanya Soto Pak Mamad, dekat dengan terminal. Sebetulnya cuma soto biasa, malah saya harusnya bilang Sop Pak Mamad, secara sotonya bening, bukan kuah santan, tapi warna beningnya kayak warna bening sop gitu. Soto ini, diisi urat + dikasih semacam jeroan campur yang dibuat terpisah. Rasa Sopnya sih biasa aja. Tapi enaknya, kuahnya tidak terlalu asin dan kalau dimakan pakai nasi tidak hambar. Justru yang saya puji enak adalah jeroannya. Hahahaa..asli, saya paling gak suka jeroan, tapi herannya sepupu dan tante saya selalu aja tahu restoran yang jual menu jeroan yang enak banget dan sama sekali tidak tercium bau sapi. 

Mie Babat
Siang harinya, karena 3 hari berturut di Sukabumi hujan deras, maka siang hari saya makan mie babat. Mie babat ini sebetulnya haram. Tapi enaknya gak ketolongan. Waktu kecil saya kurang suka, tapi begitu seumuran sekarang, saya jadi suka banget. Kuahnya segar karena dikasih cuka cukup banyak, tapi cukanya tidak seperti cuka botolan. Jadi memberi rasa segar daripada rasa asam kecut. Mie nya ini mie rebus, dikasih topping daging babi, babat dan samchan goreng ( grabias ). Hahaaha.. Waaahh..ini babat terenak yang saya suka setelah masakan babat di restoran angke. Gile deh, biasa saya selalu komentar kalau babat itu kayak handuk dipotong - potong, yang ini, seriusan rasanya enak betulll... Sampai ketagihan. Hehehe.. Letaknya ini di Odeon, dekat kelenteng. Yang jualan pakai gerobak ijo. Kalau soal harga, mohon maaf tidak bisa kasih info, maklum, makan disini juga dibayarin, jadi gak pasti juga soal harga. Tapi kalau ke Sukabumi dan mau cari makan agak haram, boleh makan di kedai tsb.



Kuah Soto

Wednesday 16 October 2013

Jajan - jajan Malam

waahh..sudah lama tidak update blog, kangen rasanya :)
Maklum deh, soalnya semakin hari uang menipis, jadi males keliling - keliling cari kuliner baru plus lagi ikut dietnya OCD ( diet ala Deddy Cobuzier ), yang kl di acara TV suka di ganti jadi Ogut Capek Diet. Hahahahahaha...

Sekba
Kebetulan saja, kemarin saya dapat rezeki lebih..senangnya..! Dan akhirnya iseng jajan di daerah kota, sepanjang jalan Gajah Mada. Eiittss..tapi bukan belanja obat kuat yee..mentang - mentang sepanjang jalan Gajah Mada jualan obat kuat, jangan langsung mikir saya jajan obat kuat ya. Saat jajan - jajan malam, ceritanya, saya agak bingung mau makan apa. Aduuhh..banyak banget tenda dan jualan makanan. Akhirnya, saya duduk di suatu kedai tenda, yang namanya SANJAYA - Kuo tie dan Sui Kiauw. Ada yang tahu apa bedanya? Kayaknya pasti yang warga keturunan udah tahu, tapi bagi yang belum pernah tahu, saya kasih sedikit info. Kuo tie itu semacam pangsit yang digoreng, tapi tidak digoreng ampe kayak kerupuk gitu. Sedangkan Sui Kiauw itu pangsit direbus. Kedai Sanjaya ini hanya menjual 3 macam menu, yaitu Sui Kiauw, Kuo Tie dan Sekba. Jadi akhirnya saya pesan Kuo Tie 1 porsi ( isi 10 ) dan Sekba. Sekba ini isinya semua dari babi. Jadi termasuk haram! Setelah pesanan datang, saya segera makan dengan lahap. Well, untuk warung tendaan, rasanya..yaaahh...standard aja.. Tapi Sekbanya enak, kuahnya ada dikasih pala, jadinya wangi. Beda sama sekba gerobakan. Kuo Tie nya juga enak, isinya ada dikasih udang dan rasanya juga gurih di mulut. Tapi, seperti biasa, harga makanan di daerah Kota itu emang muahal. Makan dengan 2 menu itu saja, habis dana IDR 114.000..!! Gilaaaa...cuma 2 menu doank? Serasa dirampok..ckckckck..

Martabak Holland
Setelah itu saya jalan menjauh dari kedai Sanjaya, dan saya lihat orang jualan Martabak. Yupz..martabak manis dan martabak telor. Makanan favorit saya banget tuh. Kalau yang namanya Martabak Manis, orang pasti tahunya Martabak Pecenongan, yang konon harganya mahal, 1 loyang = IDR 100.000 dan rasanya juga sama seperti martabak manis lainnya. Kalau yang sering beli, pada bilang, Martabak Pecenongan itu yang bikin beda susu kental manisnya. Pakai yang kualitas bagus. Aahh..buat saya gak efek. Menurut saya, kalau memang mau membuat martabak yang mahal dan enak, maka yang paling penting diubah bukan susu nya, tapi tepung yang dipakai untuk buat martabaknya. Semakin baik kualitas tepungnya, semakin baik hasil martabaknya. Kalau isi nya, yang seperti coklat, mungkin bisa diubah jadi irisan coklat, bukan pake meses, tapi coklat bener. Terus Kejunya, juga ganti pakai keju mahal, jangan cuma merek pasaran di pasar swalayan. Kalau pakai kacang, juga pakai kacang mede atau almond. Jangan pakai kacang tanah, itu baru masuk diakal kalau harganya mahal dan enak.

Martabak Manis Campur
Martabak yang saya beli, namanya Holland. Keren juga ya. Yah standard sih. Tapi harganya termasuk masuk diakal. Satu porsi martabak ukuran loyang besar, paling mahal IDR 80.000, sendangkan loyang kecil, harga termahal IDR 65.000. Harga cukup oke. Martabak telornya, paling mahal IDR 55.000. Wuaaah... gitu saya bawa pulang ke rumah, gak abis - abis itu martabak. Top markotop. Saya pesan Martabak Telor Campur ( isi : ayam, jamur, sapi ) Wuuiihh..dagingnya juga gak pelit..Mantap deh pokoknya. Martabak Manis Campur ( isi : Coklat, wijen, keju, kacang ). Wuiihh..isinya sampe tumpah. Beneran..! Enaknyaaa..langsung naik deh timbangan. Hehehe.. Recommended banget deh..!

Martabak Telor Campur

Kuo Tie

Monday 9 September 2013

IKEA - A Home Improvement Store

Hmmmm... sesuai judulnya, itulah IKEA. Mungkin kalau orang Jakarta, cukup familier dengan ACE Hardware. Nah, IKEA ini mirip seperti itu. Didalamnya tersedia berbagai macam perabot rumah, dari yang paling tidak penting, sampai yang paling penting. Konsepnya semua sama. Tapi kalau di Singapore, IKEA itu ada cafetaria nya. Sedangkan di ACE Hardware, tidak ada cafetaria. Jadi benar - benar berupa toko yang menjual perabot rumah. Seumur - umur saya pergi ke Singapore, baru tahun ini saya mengunjungi IKEA. Norak ya? Pasti pada bilang : " Kemana aja loe?! Ke Singapura tapi gak main ke IKEA..ckckckck.. "

Semua makanan di IKEA ini adalah masakan Swedia. Ya maklum aja deh, IKEA itu berasal dari Swedia, yang konon katanya mau masuk ke Indonesia juga, tapi sampai detik ini, masih gak jelas, jadi apa gak. Hehehe.. Konsep Cafe di IKEA ini, adalah Self Service. Jadi, semuanya harus kita yang rapikan. Mulai dari rapiin meja, sampai rapiin piring dan balikin nampan ke tempatnya, semua kita yang kerjain.  Petugas yang ada hanya melayani di pembayaran ( kasir ), dan yang mengambilkan makanan / menerima pesanan. Untungnya gak sampai harus cuci piring sendiri. Jadi inget, pas makan di Solaria, karena makan di atas IDR 150.000, saya dikasih sunlight sachet. Teman saya sampai bilang : " Berarti kita kudu bantuin cuci piring nih kalau dikasih bonus sunlight. " Hahahahaha...


Meat Ball
Di IKEA, saya pesan Meat Ball, Chicken Wing, Cake Chocolate dan Mushroom Pancake. Kita mulai dari menu favorit di IKEA, yaitu Meat Ball. Yummy..! Daging yang dipakai untuk baso dagingnya, adalah campuran daging babi dan sapi. Disajikan dengan kentang rebus, saus jamur dan selai arbei ( kalau gak salah ). Meat Ball nya gak keras, malah cenderung legit. Benar - benar terasa dagingnya. Gak bohong. Makannya harus sambil di cocol ke saus jamur dan selai arbeinya, huwaaa...enaknyaaaa..gak ada yang kalahin deh. Satu porsinya paling mahal SGD 18 ( isi 12 meat ball ). 


Chicken Wings
Makanan kedua, yang saya santap adalah chicken wing. Hmmm..rasanya sih kayak ayam goreng biasa. masih enak chicken wings di Richeese, atau pizza hut, atau di Wakai. Biasa banget. Tapi untuk Mushroom Pancake, huwaaa...enak banget. Pancakenya lembut, trus jamurnya gak pelit, di kasih keju yang masih cair di dalamnya, ya ampuuunnn... enak bangettt..! saya yang bukan penyuka keju aja doyan banget. Sayang aja porsinya, satu piring cuma isi dua pancake. Untuk Dessertnya, Chocolate cake, wahh..dapur coklat sih gak kalah enak deh. Bagian paling atas adalah coklat yang cukup tebal. Bawahnya, diisi kue atau bolu, agak kering sih, karena terdiri dari kacang yang dihaluskan dan gandum. Tapi digabung dengan coklatnya, wah, kesetnya hilang, malah pas banget di lidah. Total 4 menu, menghabiskan total sekitar SGD 30. Termasuk murah sih, soalnya, makanan barat di Singapore rata - rata, satu porsinya bisa lebih dari SGD 18.

Jadi penasaran kan? 


Chocolate Cake
Mushroom Pancake

Tuesday 13 August 2013

EASTERN ( Shark Fin Restaurant )

Yang pasti saya bukan penyuka makanan yang aneh - aneh alias makanan yg diproses secara tidak manusiawi dan meyiksa binatang seperti Sup Sirip Ikan Hiu, atau Hati Angsa atau Otak Monyet. Aiiihh...saya jamin, kalau anda membaca atau melihat prosesnya, saya yakin, anda pasti tidak mau makan. Tapi itu saya bahas kapan - kapan aja. Nanti malah jadi tidak nafsu melihat ulasan makanan yang saya tulis disini. Hehehehe..

Saya sudah lama tahu Eastern Restaurant ini. Tapi belum ada kesempatan untuk makan disana. Pertama, karena memang jarang ke Bandung. Kedua, saya takut harganya muahal. Tapi ternyata makan disana, tidak terlalu mahal, kalau kita tahu makan menu seperti apa di Eastern Restaurant. Eastern Restauran terletak di Istana Plaza, Bandung. Pesan saya, di resto ini jangan pesan masakan ala carte nya, karena harga paling murahnya adalah IDR 50.000. Hehehe.. Di resto ini, setiap hari libur, sabtu dan minggu, Eastern Restaurant menyediakn menu perorangan yang disajikan dalam piring kecil, mungkin piringnya sebesar ukuran piring buat cangkir teh. Harganya, lumayan murah. Paling mahal IDR 25.000 per porsi. Dimsum nya juga cukup murah, harga standard. Sebetulnya mereka selalu ada Dimsum All You Can Eat, tapi waktu saya ke sana, program all you can eat nya sudah tidak ada, dan baru ada lagi sekitar akhir Agustus. 

Pancake Durian
Siang itu, saya pergi ke Eastern Restaurant untuk beli sambal minyak khas Eastern. Asli enak lho..! Saya ambil menu Salad De Coco, Pancake Durian, Cicongfan Isi Ayam, Ha Kau dan minum Oolong Tea ( free refill ). Yang pertama saya santap adalah Pancake Durian. Saya sudah berkali - kali makan Pancake Durian, tapi tidak ada yang seenak yang saya coba di Eastern. Kulit pelapis pancake nya wangi pandan, lalu isinya adalah Whip Cream dan sedikit durian. Tapi herannya, Whip Creamnya, tidak terlalu terasa manis dan membuat eneg. Pas banget perbandingannya dengan Durian dan kulit pancake nya. Top deh..!

Cicongfan Ayam
Setelah Pancake Durian, saya menyantap Cicongfan Ayam. Ada yang tidak tahu cicongfan? Saya sendiri tidak bisa menggambarkan cicongfan seperti apa. Tapi kalau boleh saya gambarkan, cicongfan itu rasanya mirip kayak kwetiau yang ukurannya besar, seperti kulit pangsit / kulit lumpia. Kalau penasaran, boleh cari tukang jualan cicongfan di pinggir jalan, yang suka jualan pakai sepeda dan nongkrong di depan sekolah - sekolah. Tentu saja, namanya makan di restoran, Cicongfannya pun lebih elit dan berkelas. Tapi, tetap yang namanya cicongfan selamanya cicongfan. Yang membedakan, kalau makan yang pinggir jalan, dimakan hanya pakai goreng macam lumpia dan talas goreng, dikasih kecap asin, sambal cuka dan bawang goreng. Kalau di Easter, cicongfannya diisi daging ayam. Isi daging ayamnya juga tidak pelit. Disajikan dengan disiram kecap asin, dan sepertinya kecap asinnya dikasih sedikit jahe, sehingga wanginya lebih harum. Rasanya? Adduuhh..sempurna..! Daging ayamnya agak manis, dicampur cicongfan yang agak tawar serta rasa kecap asinnya, masakan ini enak banget. Pas deh!

Makanan yang saya lahap berikutnya adalah Salad De Coco. Yang ini, saya agak kecewa sama isi saladnya. Tapi melihat penampilannya, saya terpaksa harus puji. Isi saladnya cuma pepaya, well, ada sih apel, tapi populasinya langka, cenderung punah. Dari sekepal, apelnya cuma ada 2 potong kecil. Salad ini disajikan di dalam kulit pangsit yang digoreng dan dibentuk seperti mangkok, dan saladnya dimasukkan ke dalam pangsit mangkok tersebut. Rasa mayonaise nya cukup enak. Tidak terlalu asam, tapi tidak terlalu manis juga. Sesuai sih dan porsinya cukup besar. Makan satu saja sudah cukup kenyang. 

Salad De Coco
Makanan terakhir, adalah Dimsum. Saya paling suka Ha Kau. Kalau mau traktir saya makan dimsum, harus pesen Ha Kau yang banyak. Hahahhahaa... ( mengharap kayak bakal ditraktir ajaaa.. ). Kalau Dimsum, tak usah lah ya saya bahas sampai detil. Pilihan saya, saya tetap lebih suka Dimsum di Restoran Samudra! Dimsum di Eastern termasuk enak, hanya saja ukurannya kurang besar sedikit. Tapi bagaimanapun, termasuk enak dan lezat. Total 4 menu, saya hanya menghabiskan IDR 80.000. 


Dimsum Hakau

Saturday 10 August 2013

Informasi Kuliner Tambahan : MIE NARIPAN

Buat saya, jalan - jalan atau travelling itu identik dengan makanan. Jujur aja, saya mungkin bukan termasuk orang Indonesia, yang kalau jalan - jalan lebih tertarik belanja daripada lihat objek wisata. Buat saya, objek saat jalan - jalan adalah makanan. Yup, makanan. Saya gak penting - penting banget untuk mengunjungi objek wisata, apalagi objek wisata yang tidak happening di suatu daerah/negara. Jadi, sepanjang perjalanan, saya pasti gatel pengen cobain makanan ini itu. Seperti pada saat saya di Bandung. 

Tampak depan Mie Naripan
Pagi itu saat mandi di hostel, i keep praying to God. Saya bilang : Tuhan, saya sama kakak sepupu mau makan Mie Naripan, tolong donk Tuhan, supaya gak rame dan bisa dapat tempat duduk. Hehe.. Doa gak bener nih. Namun bener - bener jadi kenyataan. Kebanyakan warga Jakarta bahkan warga Bandung sendiri tidak tahu dimana itu letak Mie Naripan. Istilahnya, kurang familier di telinga orang Bandung dan Jakarta. Tapi saya kasih tahu, mie disana enaknya bukan main. Tapi hati - hati, sepertinya tidak 100% halal. 

Mie Naripan terletak di Jl. Naripan no. 108. Mie Naripan sudah buka dari jam 7.00 pagi. Tidak tahu tutup jam berapa. Tapi yang pasti, baik lebaran, natal, tahun baru cina, tetap buka seperti biasa. Di Jakarta, dia juga buka cabang, tapi tidak seenak aslinya yang di Bandung. Rasanya sangat berbeda jauh dengan Mie Naripan yang di Bandung. Dan boleh dibilang, makan mie itu emang ada seninya, dan gak nikmat kalau makan di food court, Paling enak itu makan mie ayam di kedai atau tendaan pinggir jalan. Dari apa yang saya pesan di Mie Naripan ini, begitu saya coba mie nya, saya merasa cukup yakin kalau mie nya dibuat sendiri, bukan beli mie yang sudah jadi. Artinya, mereka buat sendiri adonan tepung nya sampai jadi mie. Isinya sederhana, cuma mie dan daginng cincang. Entah itu daging ayam atau babi. Mie nya bisa minta mie asin atau mie manis. Kalau mie manis, berarti di kasih kecap manis. Kalau mie asin, ya mie tanpa kecap manis. Asinnya juga pas, tidak terlalu keasinan. 

Mie polos
Lalu saya pesan setengah porsi pangsit rebus. Haddduuhh...kulit pangsitnya lembut, isinya beneran daging, bukan cuma daging secuil kecil, tapi cukup terasa daging pada saat dikunyah. Lalu kuah pangsitnya juga gurih, rasa asinnya bukan berasal dari kecap asin, tapi dari tongcai ( bangkuang yang diasinkan ). Jadi asinnya agak beda dengan garam atauoun kecap asin. Menu mie dan pangsit rebus saya lengkapi dengan baso goreng. Maklum, saya suka sesuatu yang garing dan kriuk - kriuk. Jadi saya pesan baso goreng. Baso gorengnya cukup besar, tapi tidak ada komentar lebih untuk baso gorengnya. Karena tidak terlalu spesial rasanya, cukup enak, apalagi kalau dimakan hangat - hangat, fresh dari penggorengan. Wah,,enak bener lha. Dengan menu 2 porsi mie, setengah porsi pangsit rebus, 2 baso goreng, menghabiskan IDR 78.000. Cukup murah menurut saya, setara dengan cita rasa mie naripan. Hayooo..jadi penasaran kan?

Set Menu kesukaan saya

Warung Talaga

Hayooo..tebak..ada dimana Warung Talaga? Hehe.. Apa? Tepat!! Warung Talaga ada di Ciwalk ( Cihampelas Walk ). Sebetulnya ini tuh restoran, tapi secara pas saya lewat, saya cuma lihat conternya yang berbentuk warung dan langsung tertarik karena menu makanannya yang rata - rata tahu semua. Kayaknya memang spesialis masakan tahu kali ya.

Tahu Bodo

Menu pertama yang saya coba adalah Tahu Bodo Saeutik ( kalau gk salah, saeutik itu artinya sedikit ). Tahu bodo ini, ada ukuran pedasnya juga, bisa sedang atau pedas banget atau mungkin bisa kita request cabenya dua, atau cabe tiga. Kayak kita pesan gado - gado atau ketoprak. Saya dan sepupu saya pesan yang sedang aja. Pas dihidangkan, wuih..terasa aroma cabe rawit yang cukup perih di mata. Bisa dipastikan rasanya pedas. Sepupu saya yang tahan cabe aja bilang pedas, apalagi saya?! Yang makan sambel / cabe musiman alias tidak terlalu kuat makan cabe yang terlalu pedas. Mati deh... Tapi Tahu Bodo ini uenak, mantab..! Cara buatnya mudah, cuma ulek bawang putih, cabe rawit kasih garam sedikit, setelah diulek, masukkan tahu kuning yang digoreng setengah matang, lalu tahu tersebut diulek sampai agak hancur, lalu dicampur dengan sambal rawitnya. Huwaaaa..menu TOP MARKOTOP..!! Lebih enak dari tahu gejrot. Serius!

Tahu Gemes
Menu kedua yang kami pesan adalah Tahu Gemes. Yang ternyata adalah tahu kuning, dipotong dadu, dilumuri tepung, lalu digoreng dan disajikan beserta remah tepung yang sudah digoreng. Mirip kayak ayam kremes, tapi ini cuma tahu nya doank. Adduuhh...lagi - lagi saya bilang enak bangeettt.. Asinnya itu pas, apalagi dimakan dicocol sambal kecap! Nikmatnya hidup ini. Saya sampai setuju dengan perkataan teman sepupu saya yang ada di Eropa. Ceritanya, dia browsing mengenai Bandung di google, dan komentar banyak traveller adalah : Delicious Food, Cheap dan Friendly People. Kalau di Facebook, saya langsung kasih jempol deh ( Like ). Memang 3 unsur itu yang bikin perjalanan jadi lebih indah dan nikmat :) Walau abis itu, harus langsung fitness / gym buat bakar lemak yang dikantongin selama jalan - jalan, serta menabung lagi untuk mengisi dompet yang kosong. Jadi, bagi para pembaca yang berasal dari Bandung, tuh,,pertahankan 3 unsur itu. Dijamin, gak cuma weekend atau lebaran atau natalan rame, tapi weekday pun pasti ramai wisatawan.

Menu ketiga yang saya pesan, juga tahu. Tapi saya lupa nama menunya. Maaf >.<
Tahu pakai Topping
Sebut aja, menu tahu dengan topping macam - macam. Hahahaha.. Menu ini cukup oke juga. Jadi, Tahu putih, dimasak di atas frying pan yang biasa buat bikin teppanyaki. Lalu diberi topping macam - macam. Bisa topping Tuna, ayam, jambal,dll. Yang saya pesan ini, toppingnya Tuna dan Telor Keju. Sehat deh ya.. Protein banget menunya. Over all, menu ini lumayan enak, standard sih, tapi masih lebih enak dua menu sebelumnya. Tapi saya kasih poin lebih untuk kreativitasnya dan yang paling saya puji adalah tahu nya. Beneran, tidak bohong, Saya puji kualitas tahunya. Saya kurang yakin apa tahu yang dipakai ini tahu Yun Yi, tapi tahu yang dipakai di seluruh menu ini, bertekstur sangat lembut. Yang pasti tidak sehalus tahu sutra yang biasa dipakai buat bikin Mun Tahu. Tapi asli, baik tahu kuning dan tahu putihnya lembut dan kalau dimakan kayak buyar atau lumer gitu. Tahu Yun yi aja gak segitu lembut apalagi kita juga tahu, rata - rata orang jualan tahu, tahunya kurang lembut.  Warung Talaga ini patut dicoba kalau berkunjung ke Ciwalk. Selamat makan!

Friday 9 August 2013

DELICIOUS FOODS = WEIGHT GAIN

Saya setuju..!! Makan makanan enak sama dengan kenaikan berat badan. Yah emang sih, muncul lagi pernyataan, tergantung seberapa besar porsi makannya. Tapi sih, jujur aja..biarpun body saya sekel alias gemuk..hehehe...sehabis liburan ke Bandung 2 hari 1 malam, saya sampai takut timbang berat badan. Takut timbangan teriak..! ahahahaha... Awalnya, saya segan jalan - jalan ke Bandung. Ibaratnya, bosen, bandung lagi bandung lagi. Tidak ada yang lain kah? Tapi tiba - tiba kakak sepupu perempuan saya yang kebetulan pulang setelah merantau di negeri orang, mengajak saya backpacker ke Bandung. Yaaa.. Oke lha, secara saya tidak pernah jalan dengan tema backpacker di dalam negeri. Beda kalau ke luar negeri, saya ini pasti masuk list backpacker kere..hehehe....Kakak sepupu saya tanya : "kita ke Bandung ngapain aja? "
Yang saya jaawab asal : " wisata kuliner ".. dan akhirnya, jadilah kami pergi ke Bandung berdua dan menginap di hostel. Tolong catat ya, HOSTEL bukan HOTEL..! Tahu dong bedanya? Kalau tidak tahu, sana cek di google.

Nasi Campur
Hari pertama, kami tiba di Bandung sekitar jam 11.30 siang dan perut sudah keroncongan. Maka saya dan sepupu saya sepakat untuk check in dahulu di hostel, baru cari makan. Setelah check in, kami cari makan di Pasir Kaliki. Kami makan Nasi Campur yang 100% di cap haram. Untuk ukuran nasi campur tenda, yaaahh..porsi minimalis dan rasanya standard sih. Hanya nasi putih, babi merah, babi panggang, baso goreng dan telur. Menurut saya, nasi campur tendaan ini enak banget. Secara, cuma modal tenda, di pinggir jalan pula, bisa gitu jualan nasi campur, yang memang rasanya not bad, serta daging semua, bukan kebanyakan lemak babinya. Beda lha kalau dibanding sama Nasi Campur di restoran Harum, atau Nasi Campur Kenanga, yang isinya macem - macem. Ada nasi, babi merah, babi panggang, ngo-hiang, siomay, telur dan sate babi. Yang bikin tambah enak adalah sambalnya yang lebih mirip jebakan batman. Saya yakin, para pembaca setuju, bahwa biasanya, namanya sambal di warung tendaan begitu, sambal yang disajikan, pedasnya bohongan. Tapi yang ini, asli cabe rawit, dan pedas banget. Saya cobain sedikit, minum sampai 3 teguk lebih. Pedasnya asli, gak nahan. Mungkin ini juga yang bikin orang kalap kalau makan.

Setelah makan nasi campur, saya makan lumpia basah. Yang sayangnya, saya tidak foto. Karena lupa dan terlalu seru buat makan. Lumpia basah di Bandung, beda dengan lumpia basah dari Semarang. Kalau di Bandung, langganan saya, persis di depan toko sosis di Jl. Pasir Kaliki. Satu porsi harganya IDR 10.000. Jadi, si penjual akan tumis bawang, telur, tauge dan bangkoang. Setelah ditumis, langsung disiapkan kulit lumpia dan sudah dilapis bumbu kental yang lebih mirip lendir ( saya tidak tahu namanya ), setelah itu, tumisan dituang diatas kulit lumpia, lalu dilipat dan siap disantap. Rasanya? Enaaaakk..!! Top abis deh dan harus di cobain. Mungkin bila anda masih di Bandung, coba segera dicoba dan tes sendiri rekomendasi saya.


Nasi Timbel
Malam harinya, kami kepengen nongkrong di Dago Tea House, tapi buta arah, alias gak tahu lokasinya dimana. Beruntung, supir angkotnya baik dan dia tahu lokasinya, dia mau anterin sampai Dago Tea House. Makanan yang disajikan ada bermacam - macam, mulai dari menu makanan Jawa Barat, sampai Chinese Food, ada semua. Saya pesan Nasi Timbel, Karedok, Sate Kambing. Yah, soal rasa sih, enak juga. Saya suka ayam bakarnya. Ayam bakarnya cukup kering kulitnya, dan bumbunya pun meresap, biarpun cuma bumbu kecap dan agak sedikit pedas. Karedoknya juga enak, tapi anehnya, kami pesan pedasnya sedang, tapi koq begitu dimakan, pedasnya lebih dari sedang. Padahal cabe kan lagi mahal, tapi tetap terasa pedasnya. Jadi saya rasa, biar cabe mahal, tetap tidak boleh menurunkan standard kualitas makanan. Bisa jadi masukan buat beberapa teman yang mungkin usaha berdagang makanan. Jangan turunkan standard makanannya, misalnya mengganti cabai dengan bahan lain, sehingga rasanya pedas, tapi bukan pedas cabe. Selain membahayakan si penyantap, tentunya anda juga tidak mau usaha jadi berantakan karena ketahuan kecurangannya oleh polisi dan akhirnya digiring ke polisi gara - gara bahan tidak jelas kan? Hehehe.. Saya juga makan sate kambingnya. Well, namanya kambing biasa dagingnya emang agak sedikit keras, tapi kebetulan yang saya makan cukup empuk, tapi cenderung kering, saking ngipas satenya keasikan dan daging kambingnya nyaris gosong. It's okay, lagipula, bumbu satenya enak dan sate kambingnya juga cukup empuk. Dago Tea House ini menyajikan pemandangan yang cukup spektakuler, walau tidak se-spektakuler kalau kita makan di The Peak atau The Valley. Tapi harga makannya terjangkau koq. Saya makan 3 set menu itu, cuma habis sekitar IDR 80.000. Murah kan? Jadi pengen ke Bandung...

Sate Kambing & Karedok

Wednesday 17 July 2013

Masakan Korea "Murah Kurang Meriah"

Sesuai judulnya, ini memang masakan korea cukup murah, tapi gak meriah, alias tidak enak  - enak amat. Nama restonya Joh-Eun, di Golden Truly bagian Food Court Lt. 2. Namanya masakan di food court, biasanya seh lumayan enak - enak, tergantung mall nya. Masakan korea di food court gitu paling enak sih Han-gang atau kalau gak, Seoul Garden. Atau yang pernah saya bahas, di Kemchik. Tapi yang ini, bener - bener terlalu deh. Asal banget masaknya. Padahal harganya hampir sama seperti harga makanan di resto yang saya sebut di atas.

Sup Seafood
Hari itu, kebetulan saya makan hari minggu. Saran saya, kalau makan di Golden Truly, jangan pas hari minggu dan jam makan siang. Karena food court itu penuh orang, sampai susah cari tempat duduk. Hari itu saya makan dengan ayah dan ibu saya. Mereka sih, ya pasti pesan model nasi campur, sop buntut, dll, intinya menu makanan Nusantara. Sedangkan saya, lebih suka masakan dari luar negeri. Bosen lah ya, di rumah tiap hari ayah saya pasti masak chinese food atau masakan rasa nusantara. Belum lama ayah baru aja nyambel ( maksudnya buat sambal dari cabe rawit, yg konon katanya Rp. 100.000 per kg..capek deh,,mahal ajaaa.. )

Kimchi Pancake
Kembali ke Joh-Eun. Masakan yang menurut saya enak itu sup pedas isi sea food. Itu beneran asli pedas - pedas, segar dan ukuran udang dan kepitingnya juga lumayan besar. Rasanya segar, mirip - mirip Tom Yam Thailand. Selanjutnya saya cobain Kimchi Pancake. Yaahh...menurut si pelayan itu kimchi pancake, tapi saya jadi ketawa deh. Karena isinya bukan Kimchi tapi mirip bakwan sayur ( isi tauge, kol, wortel dan sedikit cumi ), cuma bentuknya bulat / bundar, lebar, tebal. Rasanya, ya ampuunn..asal sekali. Yang namanya Kimchi Pancake ( kalau dari apa yang saya lihat cara bikinnya dari variety show 'Family Outing' ), cara bikinnya adalah tepung dicampur telur dan dikasih air. Campur aduk rata. Setelah rata dan tercampur, dimasukkan Kimchi ( Sayur yang difermentasikan ). Diaduk lagi sampai merata, baru deh digoreng. Hasil pancake enak atau tidak, tergantung kualitas Kimchi nya. Kalau Kimchinya enak, pasti hasilnya enak. Tapi di Joh-Eun ini, saya tidak tahu deh, dimana letak enaknya.

Ikan Dori
Begitu juga dengan masakan ikan dorinya. Tampilannya mirip masakan pedas manis di tenda pinggir jalan. Merah - merah saus tidak jelas. Ikannya sih rasanya segar, tidak amis, setidaknya ikannya mashi segar dan bukan ikan yang disimpan kelamaan di kulkas. Namun, dengan bumbu yang disajikan, agak kurang cocok dan malah terkesan asal - asalan sekali. Skala 0 - 100, saya kasih nilai 55. Karena biarpun Sup Seafoodnya enak dan segar, tidak bisa mendongkrak nilai masakan / menu yang lain. Memang harganya makanan di Joh-Eun ini paling mahal IDR 60.000 per porsi. Sup Seafood juga hanya IDR 28.000 per porsi. Pancake dan ikan dorinya juga masih sekitar IDR 28.000 - 35.000 per porsi. Jadi, pantas juga kalau saya bilang : " Murah tapi kurang meriah "




Tuesday 16 July 2013

Tio Ciu Restaurant Mangga Besar

Baru semalam saya makan di restoran Tio Ciu di Mangga Besar. Lokasinya di dekat Olimo. Kalau dari arah Glodok, adanya di Mangga Besar Raya, tidak jauh dari Amaris Hotel. Dari dulu, saya sering lewatin ini restoran, tapi gak pernah makan disana, karena tiap kali lewat, restorannya sepi. Teori saya, kalau restoran sepi, biasanya harga makanan yang dijual pastilah mahal. Tapi ternyata tidak juga. Kemarin saya menghabiskan total IDR 80.000 per orang. Saya makan bersama teman total 5 orang. Lumayan sih, berarti total tagihannya IDR 400.000. Guubbrraakk.. Mahaaaaallll... Huh..

Total, kami pesan 4 Menu, tapi jujur aja sih, porsinya J.U.M.B.O. Pas lihat menu, saya bilang sama teman saya, karena teman - teman yang lain belum datang, bagaimana kalau kita beli appetizer alias makanan pembuka? Lalu kami panggil salah satu pelayan restoran. Kami pun mulai bertanya soal menu makanan.
Saya : Disini tamu - tamu biasa pesan makanan apa untuk makanan pembuka?
Pelayan : Makanan Pembuka? Kita biasa kasih paling acar, kalau gak kacang goreng.
Saya : Hah? Acar ? ( bengong dan bertatap-tatapan dengan teman saya, lalu tertawa ). Gak salah mbak? Cuma acar?
Pelayan :  Iya, paling ditambah sama kacang goreng kalau mau.
Saya : ( dalam hati ) Bussseettt..
Teman saya pun langsung memotong pembicaraan sambil cekikikan.
Teman : Ooo..ya udah, gak apa - apa mbak. Nanti aja, kita lihat - lihat menunya dulu.
Kami masih buka - buka buku menunya. Lalu teman saya langsung jalan ke etalase makanan, pas dia lihat cakwe, jadilah kami pesan cakwe buat makanan pembuka dan saya pun komentar.
Saya : Gila aja kalau cuma makan acar, sedari tadi udah mau abis acarnya, juga gak dikasih lagi acarnya. Ckckckckck...
Bola Kepiting

Sambil cemil cakwe, kami bolak balik buka buku menu. Akhirnya, kami pesan semacam bola kepiting, Cah Kailan pakai saos tiram, Kwetiau siram, dan Sup Ikan. Kalau di foto, keliatannya, porsinya mini alias kecil. Tapi ternyata porsinya besar banget. Dimulai dari bola kepiting. Ternyata berupa bakso udang yang digoreng. Waduh, guede banget bola kepitingnya, daging udangnya terasa banget, puas bener deh. Mana masih hangat abis digoreng, dimakan sambil di cocol sambal. Wadduuhh...nikmat..! Ampe tidak bisa berhenti mengunyah. Menu kedua, Kailah Cah Saus Tiram, ya biasa aja sih rasanya. Seperti tumisan sayur kailan pada umumnya. Yang saya bilang enak, justru Kwetiau Siram Sapi. Wuiiihhh...dahsyat porsinya, rasanya juga lumayan maknyus..! Pertama - tama, kwetiau digoreng bersama dengan telur, setelah itu, baru disiram oleh kuah kwetiau, terbuat dari sagu, sehingga terkesan kental dan kenyal, serta diberi daging sapi, ayam, sayur, baso ikan. Dari total 4 menu, kwetiau ini yang paling enak dan ada rasanya.

Kwetiau Sapi Siram
Yang terakhir sup ikan. Porsinya juga besar, tapi walau enak, tidak sesuai selera saya. Ikan dimasak seperti sapo. Isinya cuma ikan, daun bawang, dan talas. Yup, dikasih talas. Saya sampe agak kaget pada saat cicip sup ikan tersebut. Rasanya kental dan pekat banget rasa talasnya. Tapi ikannya segar, dan durinya besar - besar, sehingga tidak mungkin durinya bisa nyelip di gigi atau gusi ampe bikin berdarah. Hehehe..

Deangan hanya 4 menu saja, saya sampai tidak berhenti mengunyah saking besar - besar porsinya. Sampai blenger dan penuh perut saya. Dan akhirnya, sup ikan nya saya bungkus dan bawa pulang, dan masih bisa dimakan untuk porsi 3 orang. Secara keseluruhan, masakan di Tio Ciu restoran ini enak, harga dan porsinya pun sesuai. Tapi kurang berani bumbu. Beda dengan restoran chinese food lainnya yang bumbunya berani. Cukup recommended dan patut dicoba.


Tumis Kailan Saus Tiram

Sup Ikan Talas

Monday 1 July 2013

B-Side Wakai

Belakangan ini, saya jadi suka nongkrong di Wakai. Suatu Cafe di Plaza Indonesia lt.4, seberang Celebrity Fitness ( Celfit ). Bisa tebak donk? Siapa aja pelanggannya? Hehehe.. Betullll, pelanggannya gak jauh - jauh dari karyawan Celebrity Fitness dan para pelanggan Celfit. Hahaha.. Coba ya, gimana bisa kurusin badan, kalau abis gym, langsung ngopi, makan dan ngobrol di Wakai? Hehehe.. Tapi jujur aja, menu - menu di Wakai seriusan enak dan harganya Standard, padahal itu cafe di Plaza Indonesia lhooo..
Tachi Bento
Di Wakai, cuma sedia menu Dessert, minuman dan cemilan. Ada sih menu makanan berat, tapi cuma 3 jenis doank, itu pun cuma bento doank, mirip - mirip Hoka - Hoka Bento. Tapi jujur aja seh, untuk menu bentonya, masih lebih variatif Hoka - Hoka Bento atau Yoshinoya deh. Hehehe.. Menu bento yang saya coba adalah Tochi Bento, yaitu, Nasi, pakai Chicken Katsu yang disiram bumbu kari, pakai potongan stick kepiting, salad, dan kasih sup miso serta buah potong. Rasa karinya, yaaa gitu deh. Masih enak kari di Sushitei ( Ya iyalah..secara sushitei harganya lebih mahal, jelas lebih enak ). Tapi beneran deh, untuk menu makanannya, saya tidak rekomendasikan, karena seriusan gak sesuai antara harga dan rasanya. Masih lebih enak Hoka - Hoka Bento atau Yoshinoya. Satu porsi bento berkisar antara IDR 50.000 - 70.000 per porsi.

Summer Breeze
Tapi lain cerita dengan minuman dan dessertnya. Harga dessert dan snacks nya berkisar antara IDR 20.000 - 75.000 per porsi. Minuman terkenal disini adalah Lychee Ice Tea dan Summer Breeze. Summer Breeze ini adalah minuman dengan bahan utama teh, diberikan potongan lemon, nata de coco, dikasih mint dan sereh. Rasanya? Segar banget, gak bohong. Lychee Ice Tea nya juga enak. Teh diberikan potongan Lychee rasanya juga segar, sama seperti Berry Ice Tea, yang adalah teh diberikan potongan strawberry. Hadduuhh...seger bener deh. Tapi dari sekian itu, saya paling tergila - gila dengan Earthquake Coffee Jelly. Belum pernah saya makan jelly rasa kopi yang rasa kopinya pekat dan terasa bener kopinya. Potongan jelly rasa kopi, disiram dengan Baileys, wiski krim asal irlandia, mengandung liquor / alkohol, dan diberi Whip Cream diatasnya. Rasanya? tidak perlu dipertanyakan lagi, enak banget, rasa kopi, bercampur wiski, menyatu di lidah, respon saya cuma bisa bilang : Heaven..!! 



Earthquake Coffee Jelly

Earthquake Coffee Jelly
Lychee & Berry Ice Tea