Wednesday 27 March 2013

Korean Fever alias Demam Korea

Demam korea sepertinya tengah melanda seluruh dunia. Tidak terkecuali Indonesia, apalagi para ABG. Waahh..dengar kata Super Junior mau datang, heboh benar, sampai bela - belain beli tiket seharga ratusan ribu hanya demi melihat mereka konser. Biar kata kehabisan tiket murah, sampai harus beli yang harga jutaan, juga tetap dijalani.

Sepertinya saya termasuk salah satu yang terkena demam korea. Bayangin saja, mulai dari sekitar tahun 2011 sampai sekarang, seluruh dunia sedang tergila - gila dengan boyband atau girlband asal negeri ginseng ini. Saya sendiri, baru mulai suka musik korea, atau yang dikenal K-Pop, sejak awal 2012. Mau sebut siapa? saya penyuka Big Bang, 2PM, Wonder Girls, Miss.A dan DBSK atau yang lebih dikenal TVXQ. Namun walaupun begitu, saya lebih suka dengan makanannya daripada artisnya. Hehehee.. Mari kita bahas beberapa makanan korea.

Saya biasa makan masakan korea di Kem Chick Pacific Place. Karena, kalau saya harus maksa makan di resto yang original dari korea, jujur saja, tidak tahan sama harganya, yang melampaui budget dan dompet :)

Dolsot Bimbim Bap
Makanan yang saya coba adalah Dolsot Bimbim Bap, yaitu masakan Korea berupa semangkuk nasi putih dengan lauk di atasnya berupa sayuran, daging sapi, telur dan saus pedas. Ibaratnya nasi campur orang korea. Sebelum dimakan, nasi dan lauk diaduk menjadi satu. Disebut Dolsot Bimbimbap, karena dihidangkan dalam mangkuk batu. Di Kem Chick sendiri, cara memasaknya mudah. Cukup panaskan mangkuk batu, masukkan nasi yang telah matang, sayuran yang sudah direbus, daging yang sudah dimasak dan tambahkan telur mata sapi yang sudah matang ( kalau bahasa gaulnya : telor ceplok ). Dan makannya harus diaduk, supaya cepat dingin. Karena masakannya begitu dihidangkan, panasnya bukan main, jadi perlu diaduk supaya lebih cepat dingin dan bisa dimakan. Masakan Korea di Kem Chick menurut saya tidak buruk - buruk amat. Malah menurut saya cukup enak. Satu porsi Dolsot Bimbim Bap harganya 40rb. Porsinya juga besar, cukup kenyang makan satu porsi. Saya sebetulnya ingin coba masak sendiri, cuma membayangkan mencuci mangkuk batu yang didalam terdapat kerak nasi yang menempel dan susah dilepas, rasanya sudah malas. Mungkin mesti ganti jadi mangkuk beling saja ya :)

Bokum Bap
Masakan kedua, saya coba beli Bokum Bap, alias nasi goreng tanpa kecap manis. Ada dua jenis, Kimchi Bokum Bap dan Bokum Bap. Apa bedanya? Bokum Bap, hanya berupa nasi goreng, dengan daging sapi cincang, dan sayuran, dimasak tanpa pakai kecap manis. Tapi kalau Kimchi Bokum Bap, maka nasi gorengnya, selain isi daging sapi cincang dan sayuran ditambahkan kimchi ( makanan tradisional Korea yaitu sayuran di fermentasi dan diberi bumbu pedas.) Rasanya biasa saja. Cuma asin doank, yaahh..maish lebih enak masakan nasi goreng tek tek, atau nasi goreng si abang - abang atau nasi goreng keliling pake gerobak itu lhoo, yang biasa mangkal di pinggir jalan atau di depan gang yang harganya paling mentok 10rb per porsi.


Hongkong Beef Noodle
Masakan ketiga yang saya beli di Kem Chick bukan masakan Korea. Tapi masakan dari negeri panda, yaitu Hongkong Beef Noodle. Berupa mie kuah, dengan daging sapi dan jamur. Rasanya? Tidak usah tanya deh. Uuueennaakk... kuahnya asin campur manis. Dagingnya tidak pelit. Mie nya juga enak. Tidak lembek atau blenyek. Dimasak sesuai dengan standard restoran bermutu. Tidak rugi - rugi amat mengeluarkan kocek 35rb untuk makan semangkuk mie. Total saya makan 3 menu itu, sekitar 120rb. Cukup murah dan tidak rugi - rugi amat. Mana tempatnya tenang, tidak ramai seperti makan di restoran pada saat weekend. Dan serunya makan di Kem Chick, saya bisa puas cuci mata lihat orang seliweran belanja. Ada yang bawa anak, ada yang belanja berduan dengan pasangannya, bisa cuci mata lihat bule dari yang ganteng sampai yang biasa saja, dari yang muda sampai yang tua. Hehehe..

Ayoo..yang modal kecil, tapi mau cobain masakan korea, boleh kunjungi Kem Chick terdekat di daerah anda : )

Friday 22 March 2013

PENANG bikin Pening : Episode 4

Ada yang suka minum cendol? Ada yang tahu apa itu cendol? Hehehe..jangan - jangan biar kata orang Indonesia, tapi tidak pernah minum cendol..hehehe... Sebetulnya, saya juga bisa dibilang jarang minum cendol. Sekedar pengetahuan saja, Cendol terbuat dari tepung beras yang diolah dan diberi pewarna hijau alami, biasanya dari daun suji, dan dicampur sedikit daun pandan agar wangi. Disajikan dengan es serut, gula merah cair dan santan. Kalau di daerah Sunda lebih dikenal cendol, kalau di daerah Jawa disebut Dawet. 

Saya termasuk salah satu orang yang tidak suka minum cendol, apapun merk cendolnya. Sebut saja Es Cendol Keraton, yang disajikan dengan sedikit durian. ( Catat : Sedikit..seimprit..nyaris tidak terasa duriannya ). Padahal saya pecinta durian, tapi kalau dicampur cendol, saya jadi tidak suka. Ada lagi es cendol gerobakan di dekat kantor, yang disajikan dengan tape / tapai, yaitu singkong yang difermentasikan. Alasan saya tidak suka Cendol sangat sederhana. Saya tidak suka minuman yang terlalu manis. Kebanyakan orang bikin Cendol, biasanya cendolnya lembek dan pasti gula jawa / gula merahnya kebanyakan, atau dibuat terlalu kental sehingga rasanya maniiisss banget. Menurut saya, pasti karena lidah orang Jawa itu suka rasa manis yang benar - benar terasa manisnya, tidak bisa manis yang cuma samar - samar.

Es Cendol Penang
Berbeda dengan Penang. Begitu saya ke Penang, saya juga heran, saya bisa minum cendol bahkan sampai tambah lagi. Hahahaha... Cendol di Penang berbeda dengan cendol di Indonesia. Kalau cendol di Penang, bentuknya panjang, seukuran spaghetti, tapi pendek - pendek dan yang terpenting kenyalnya pas, tidak blenyek atau lembek. Gula merahnya juga tidak terlalu manis, pas manisnya. Tempat saya minum Cendol ini tidak jauh dari Tun Abdul Razak Square. Letaknya di dalam gang kecil. Minum cendol disana pun karena kami tidak sengaja lihat antrian yang ramai orang. Ooo..ternyata jual cendol toh? Jadi saya pun coba cendolnya, tidak tahunya, rasanya sesuai banget dengan apa yang saya inginkan. Tidak kemanisan, cendolnya tidak lembek. Cendol di Penang, disajikan juga dengan kacang merah. Sayang aja di fotonya, tidak keliatan kacang merahnya :)



Antrian Cendol
Selain cendol, ternyata di Penang jual rujak juga. Namanya pergi sama emak - emak, pasti doyan deh cari rujak. Saya sih tidak terlalu suka rujak, tapi yang namanya cicip - cicip boleh donk? hahahaha...
Kami makan rujak di dekat hotel, sejajar dengan tempat kami menginap, tiap malam ada pasar malam yang jual makanan. Jadilah kami cari rujak. Rujaknya cukup unik dan enak. Isinya sama seperti kebanyakan rujak, ada jambu, nanas, mangga, bangkuang, kedondong. Tapi diberi tambahan cakwe yang digoreng kering sekali sampai kriuk kriuk alias garing. Setelah makan rujak, saya pun coba jus kedondong, yaaahh...tetap ya, biar kata namanya jus kedondong, tetep aja sepuhan alias syrup, bukan sari kedondong asli :)


Jus Kedondong

  
Rujak 




Tentu saja, namanya Malaysia, pasti punya duplikat masakan Indonesia, salah satunya Nasi Kendar. Masakannya mirip seperti masakan Minang, atau yang kita sebut Masakan Padang atau Nasi Padang dan berciri khas, banyak minyak, gurih, cabenya bikin merinding, tapi gak pedas :)


Nasi Kendar
Di Penang, Nasi Kendar ini beneran pedas, lumayan bikin lidah sedikit terbakar karena pedas. Porsinya cukup untuk dua orang. Ayamnya besar, cuminya besar. Begitu mau makan, saya agak takut kalau ayamnya ayam suntikan. Maklum, ukurannya jumbo juga, bukan standard ayam kampung :) Harganya terbilang cukup mahal. Nasi + Sayur + Ayam + Cumi = RM 8, atau sekitar Rp. 24.000. Lumayan juga sih, karena Nasi Padang di Jakarta, seperti Sari Bundo, Garuda, Natuna, Sederhana, Simpang Tiga, harganya juga cukup mahal. Terakhir makan di salah satu resto padang itu, cuma nasi pakai ayam goreng, daun singkong, minum es teh, harganya Rp. 41.000, idiihh,,,mana harganya mahal, ayamnya jaaauuuhh lebih kecil dari pada yang saya makan di Penang. Udah gitu, banding dengan Nasi Padang tidak jelas merk seperti Nasi Padang di gang, yang biasa sejejer sama warteg aja, ayamnya masih lebih kecil daripada yang di warteg gitu. Ckckck... Cuma menang ruangan ber-AC.

Nah, yang menarik, Penang memiliki makanan khas atau oleh - oleh khas. Apakah itu? Mau tahu? Yaaa..! Oleh - oleh khas Penang adalah Pia. Soal rasa, jangan tanya deh. Menurut saya masih enak bakpia pathok jogja, yang nomornya banyak versi,mulai dari nomor 77,75,76,dll. Kelebihannya pia di Penang adalah kemasan, serta tampilan pia yang menarik mata. Soal rasa, ya gitu deh. Harga satu kotak pia beragam. Tergantung isinya. Paling murah isi kacang ijo, kalau saya suka sebut, pia orisinil atau original flavour. Hahahaha... Satu kotak harganya sekitar RM 10 - 12.

Pia  
Kalau punya kesempatan lagi, saya pengen banget ke Penang lagi buat makan - makan. Hahhahaha...

Monday 18 March 2013

PENANG bikin Pening : Episode 3

Saya ini termasuk tipe pemakan segala sesuatu yang bisa dimakan. Tapi tetap ada pengecualian, yaitu tikus, anjing, kucing, kelelawar dan ular. Entah kenapa, kalau harus makan daging - daging tersebut, bawaannya kok eneg ya? ahahahaa.. Saya setuju kalau ada yang bilang, semua binatang takut sama orang Manado :) Bukan bermaksud menghina masyarakat Manado, tapi jujur saja, kalau melihat kenyataan yang ada di depan mata, apalagi kalau kita ke pasar traditional di Manado. Aduuhh...gak tega liat anjing dan kucing di kandangin untuk dibunuh, trus dimakan. Hiiii..

Tapi tenang aja, di Penang, tidak ada pasar yang jual semua jenis daging. Satu kekagetan saya di Penang adalah, harga makanan yang murah. Memang tidak semua makanan murah sih. Tapi yang ini beneran murah. Coba, kalau sekarang anda makan pan cake di Pancious, atau A&W, pasti harganya cukup mahal. Di Penang, saya mampir ke suatu restoran rumahan yang amat sangat sederhana, yang menjual pan cake. Tidak ada nama restoran. Cuma rumah, di pojokan, di huk, sepi, dan tertutup sama pohon. Awalnya saya tidak sadar kalau itu itu adalah restoran, sampai saya lihat plang nya yang kecil. Ooooo..teryata jual pan cake. Maka saya setengah maksa dan setengah seret teman - teman saya untuk makan disana.

Ada 2 pilihan tempat duduk, di dalam ruangan, atau di halaman rumah. Kami coba duduk di dalam rumah. Siiiiinnnggg... hening banget ruangannya, mana kita ini masih orang Indonesia, doyan ngobrol dan bikin berisik, jadi kami memutuskan makan di halaman saja. Lalu kami pun mulai memesan makanan. Harga makanan paling murah adalah RM 2, paling mahal RM 10.
Setelah menunggu selama 10 menit, satu per satu pesanan kami tiba. Teman saya pesan Banana Split, itu pisang bukan split lagi, tapi banana tumpah. Saking besar porsinya. Mantaaapp..!!

Banana Split
Dengan porsi besar begitu harga 1 Banana Split = RM 4. Tapi tidak sampai disitu, salah satu teman saya yang pesan pancake ( FlapJack ). Pancake, dilapis selai strawberry, di atasnya diberikan es krim coklat. Porsinya? wew... porsi dahsyat dah! Dan harganya cuma RM 3,5.

FlapJacks

Lalu saya pesen Sweet Harmony, semacam crepes isi es krim, diberikan whip cream. Busseettt..yang datang bukan crepes, tapi crepes bantal, gendut kebanyakan es krim. Wuaaaahh..puas bener lah.. dan harganya, juga cuma RM 3,5.

Sweet Harmony

Kalau boleh, saya sarankan, kalau makan disini, lebih baik makan pancake nya. Karena kalau kita pesan seperti omelet, porsinya cukup kecil, mana omeletnya tipis pula, dan harga 1 porsinya RM 5.

Omelet
Soal rasa, es krimnya pun enak, standard es krim Baskin Robbins, padahal kalau saya lihat ke dapurnya, es krim nya itu home made lhoo.. Tapi berbeda dengan es krim home made lain yang pernah saya makan. Adduuhh...enaknya.. dan rasa es krim nya pun tidak terlalu manis. Pas sekali. Tapi tentu saja, setelah makan, kami pun memilih berlama - lama jalan - jalan di sepanjang pantai, sambil menikmati keramaian di Penang :)

Wednesday 13 March 2013

PENANG bikin Pening : Episode 2

Waktu tahu saya akan ke Penang, kakak sepupu saya bilang," Lo harus cobain kwetiau di lorong selamat. Top daahh.. " Saya jadi penasaran, dan saya bilang sama dia, restaurannya seperti apa? Sepupu saya cuma bilang pokoknya yang masak pake topi chef gtu warnanya putih. Ok, jadi lah saya pergi ke Penang, dan berniat mencari si kedai kwetiau ini hanya dengan modal infomasi minim. Dan datang lah kesempatan tersebut. Setelah belanja, saya dan beberapa teman naik taxi mencari nama jalan lorong selamat. Pada saat ngobrol dengan supir taxi, saya baru tahu, yang disebut lorong itu sama dengan jalan. Oooo...gitu.. Jadi  mungkin kalau di Jakarta, disebut Jalan Selamat kali ya.

Lorong selamat ini, sepanjang satu lorong itu jualan makanan semua! Semuanya masakan Chinese Food, dan tidak ada yang halal. Sepanjang jalan jualan nasi campur, nasi hainam, bakut teh, kwetiau goreng, mie goreng, dll. Masalahnya, dari sepanjang jalan ini, saya juga bingung yang mana kedai kwetiau yang diinfo oleh sepupu saya. Siapa tahu pas dulu sepupu saya beli kwetiau, kebetulan si juru masak lagi pakai topi. Sedangkan sekarang topinya udah dicopot. Jadi begitu turun dari taxi, kami pun celingak celinguk kayak anak ilang. Dan akhirnya, mata saya terpaku pada satu kedai kwetiau. Si juru masak lagi masak, dan paka topi chef! Tapi bukan topi chef di film - film yang kaku, tegak, tinggi melainkan topi dari bahan tipis, jadi topi chef nya kempes dan berkibar - kibar tiap kali dia bergerak atau ditiup angin. Yang paling penting, topinya sekarang warna merah, bukan warna putih. Jadi mungkin pada saat ini, bila ada yang makan di kedai kwetiau di lorong selamat itu, mungkni warna topinya udah ganti lagi jadi warna kuning atau hijau atau biru :)

Kwetiau Goreng
Jadilah kami ber-empat, masuk ke dalam dan mencari duduk. Masalah datang lagi. Kenapa? Karena di satu kedai, dari pengunjung yang lagi makan sampai pelayan dan tukang masak, sekaligus kasirnya, TIDAK BISA BAHASA INGGRIS..!!! Tidaaaakk... Ini gimana cara pesannya? Pelajaran moral no.3 : Bila ke Malaysia, ingat, anda harus selalu bawa kamus Mandarin! Dan kami pun diam, dan saling sikutan, dan teman saya bilang," kayaknya orang disini ngomong pakai logat hokkian deh.. gue bisa seh sedikit ". Ok, end of story, temen saya bantu pesen, tapi oh ternyata, mereka juga gak ngerti apa yang temen saya minta. Berarti bahasa hokkian temen saya yang gak bener. Jadilah, kami bicara dengan orang yang paling muda disitu, kebetulan si asisten juru masak masih muda. Setelah susah payah, akhirnya, kami berhasil pesan 4 kwetiau dan tahu harganya RM 4 per porsi. Tidak lama, ada yang menawarkan minuman. Saya pesan teh, untung si pelayan mengerti bahasa inggris terbatas nyaris pas - pasan. Dan dia membawa pesanan teh saya sesuai keinginan saya dan teman - teman. Kwetiau yang disajikan, sama seprti layaknya rasa kwetiau pada umumnya. Tapi karena makannya di Penang, tentu saja jadi beda rasanya, seperti lebih nikmat dibanding kwetiau di Mangga Besar.


Es Kacang Merah
Setelah itu, saya nengok ke sebelah - sebelah saya, wuiihh..lagi pada makan es ternyata. Usut punya usut, ternyata es kacang merah. Mata saya berbinar - binar, ngiler banget lihatnya. Mana para pengunjung makannya lahap bener. Sontak saya langsung panggil si pelayan, pesan itu es. Waah..nikmat benar lha makan es nya. Isinya kacang merah, cincau, tape, mirip kayak es campur. Tapi di atas es serut nya dikasih satu scoop es krim durian. Hmmmm.. yummy.. segar. Penasaran tidak sama es nya? hehehee.. :)


Monday 11 March 2013

PENANG Bikin Pening : episode 1

Kenapa saya bilang Penang bikin pening? karena memang begitu kenyataannya. Pergi ke Penang bisa pening karena ngiler lihat makanan enak. Tapi, nanti itu akan saya bahas pada episode ke dua. Sekarang, kita lihat dulu beberapa objek wisata di Penang.

Pada saat saya menjejakkan kaki di Penang, airportnya sedang dalam masa renovasi. Satu yang saya puji dari airport di luar negeri, biar kata lagi renovasi, yang namanya menunggu bagasi tidak selama kalau menunggu bagasi di airport - airport di Indonesia. Kalau di Indonesia, menunggu bagasi keluar itu butuh waktu sampai 1 jam, belum lagi imigrasinya yang ampun - ampun. Petugasnya malas semua. Kalau satu airport ada 5 counter imigrasi, yang buka cuma 2 atau 3 counter, bahkan pada saat rush hour. Ngantrinya bikin semaput, marah, maunya gebrak - gebrak meja suruh cepetan. Jadi total, kalau kita tiba di bandara jam 08.00, bisa keluar bandara paling cepet jam 08.30, dengan catatan bagasi gak pake lama dan imigrasi gak pake lama. Berbeda sekali dengan Penang. Bahkan pada saat renovasi, imigrasinya tetap buka semua counter dan begitu kita ke bagian baggage claim, bagasi kita sudah ada disana, tinggal ambil dan cocokkan dengan baggage tag.

Penang sendiri selain terkenal sebagai salah satu tempat wisata, juga terkenal sebagai wisata medis, alias tempat berobat. Biaya berobat murah, dokternya bagus, rumah sakit tidak matre seperti rumah sakit di Indonesia, petugasnya melayani masih pake hati nurani pula, dan pelayanannya pun baik, belum lagi fasilitas rumah sakit yang baik dan memadai. Banyak orang, biasanya masyarakat Medan, memilih berobat ke Penang biarpun cuma cabut gigi atau tambal gigi! Dan pada saat saya mengantri di imigrasi, tiba - tiba saya lihat ada pasien sudah pakai tabung oksigen, sedang di dorong di atas tempat tidur rumah sakit gitu melewati imigrasi, ada dokternya dan suster yang mendampingi. Wah, pelayanannya bagus banget. 

Di Penang, saya menginap di hotel yang namanya The Gurney Hotel. Wah itu hotel beneran enak deh. Kamarnya luas banget. Hotel bintang  5 seh. Tapi, cuma satu kekurangannya, lift nya bukan main luar biasa lambat dan Maha Lelet. Bayangin aja, untuk menunggu sampai lift sampai di Ground Floor, butuh waktu 10 - 15mnt. Haiizz.. saya sampai membayangkan, kalau saya harus ngantor dan naik lift model begitu, absensi saya bisa merah terus karena telat akibat lift yang lelet. 

Di sepanjang jalan, sejajar dengan The Gurney Hotel, isinya makanan semua. Restoran, kedai makan, pasar makanan, ampe mall berjejer semua. Tentunya Mall nya pun mall yang bagus punya. Bukan model mangga dua, ITC. Begitu tiba, kami semua jalan - jalan mengunjungi wihara. Jadi pusat wisata di Penang adalah dari satu wihara ke wihara lain.

Wihara yang saya kunjungi adalah melihat Pagoda dan patung budha. Jalan menuju wihara ini, kita melalui lorong menanjak, yang isinya para pedagang souvenir, pakaian, dan perlengkapan ibadah agama budha. Tapi, begitu tiba diatas, saya suka tempatnya. Wah, serasa pergi ke China liat pagoda. Cuma tidak tahan sama pedagang disana. Buanyak banget, ampe bingung, karena disaat bersamaan pada teriak - teriak suruh pengunjung mampir. Ada yang pakai bahasa mandarin, ada yang pakai bahasa melayu, ada yang pakai bahasa inggris.

Wihara yang kedua, kita akan diajak melihat patung Dewi Kwan Im raksasa. Tapi pada saat ke sana, patungnya belum rampung benar, juga sedang dalam perawatan dan perbaikan. Jadi tidak bisa lihat dari dekat, cuma bisa lihat dari jauh. Untuk sampai kesana, kita harus naik cable car. Cable car nya berbeda dengan cable car di Genting. Ini cable car besar, dan muat puluhan orang ampe desak - desakan dan tidak bisa bergerak. Tapi sampai di atas, it is worth visit.

Patung Dewi Kwan Im
Wihara ke tiga, adalah the Sleeping Budha, yang di klaim no.2 terbesar setelah Sleeping Budha di Thailand. Arsitektur wiharanya bercampur dengan arsitektur India / agama hindu. Kalau kata sepupu saya, itu budha lagi ngaso :)

The Sleeping Budha
Pintu Masuk Wihara
Tempat berbelanja murah di Penang, terletak di kompleks Tun Abdul Razak Tower. Tidak jauh dari sana, ada mall cukup besar, yang konsepnya seperti ITC Mangga Dua. Barangnya bagus dan murah. Baju yang dijual juga tidak terkesan murahan. Dan di sekitar lokasi tersebut, banyak terdapat cafe dan restoran. Jadi pas deh, abis belanja, kalau lapar, tinggal duduk di salah satu cafe / restoran dan memesan makanan :)


**To be Continued..


Monday 4 March 2013

Ice Cream = I Scream ?!

ahahahhaa...betul..Judulnya tidak salah koq. Coba saja anda melafalkan kalimat judulnya, mirip kan? Kenyataanya, tiap kali abis makan Ice Cream, saya pasti teriak kalau ampe jarum timbangan saya bergerak semakin ke kanan :) Saya ini pecinta es krim. Apapun yang namanya es krim atau coklat, saya pasti lah orang nomor satu yang akan menyantapnya tanpa ragu. Mari kita bahas tentang Es Krim. Yang Pertama adalah Pietro's Gelato. 

Saya biasa makan es krim Pietro's Gelato kalau saya lagi jalan - jalan ke Mall Kelapa Gading. Saya suka beli yang di depan Farmers Market. Harganya murah, 1 cup seharga Rp. 18.000. Saya paling suka rasa coklat. Es Krim nya legit dan padat. Rasa coklatnya juga pekat. Sejauh ini, saya belum menemukan es krim yang legit cenderung lengket dan legit  serta padat seperti es krim gelato. Yang kalau dimakan, masih perlu dikulum dulu, supaya cair es krimnya. Tapi dari sekian banyak es krim, saya paling suka Pietro's Gelato, karena harga murah dan es krimnya bukan es krim asal - asalan.

Stand Pietro's Gelato di MKG 1


Yang kedua, adalah Ragusa. Siapa yang tidak tahu Ragusa? Kedai es krim yang berumur hampir 80thn, dan berlokasi di Jalan Veteran memang sangat terkenal. Kedainya selalu didatangi tamu, dan tidak pernah sepi. Ragusa adalah es krim italia, home made. Sehingga, cepat cair dibanding es krim pada umumnya. Belum lama ini, saya makan es krim Ragus di Duta Merlin Lt. 5. Saya pilih yang Special Mix ( satu mangkok kecil isi es krim coklat, vanila, strawberry, kacang. ). Harganya 20rb, lebih murah daripada beli 1 jenis es krim, yang harganya 14rb. Agak rugi ya kalau hanya mencoba 1 rasa saja. Es Krimnya agak bertekstur kasar, tapi begitu dimakan langsung lumer. Berbeda dengan es krim lain seperti Baskin Robbin / Haagen Daaz, yang lebih lembut teksturnya. Menurut saya, Ragusa punya ciri khas sendiri dalam es krimnya. Mungkin karena es krim home made, jadinya rasa es krimnya orisinil sekali.

Special Mix


Dan yang ketiga, adalah Es krim di Cafe Pisa, Menteng. Siapa yang tidak tahu cafe tersebut? Cafe yang selalu ramai tiap malam, dan acara di cafe tersebut selalu meriah. Berhubung saya ini dulunya sekolah di daerah menteng, sering banget nongkrong di Cafe Pisa. Dan lebih seru kalau Cafe Pisa sedang merayakan HUT. Biasanya diskon besar - besaran untuk es krimnya. Memang mengantri sih, tapi tetap seru makan disana. Es Krimnya ada banyak macam. Saya kasih saran, kalau tidak suka yang rasa buah, lebih baik jangan ambil rasa buah. Karena rasanya buah banget dan agak asam. Apalagi kalau ambil Strawberry, rasanya strawberry sekali. Dan saya tidak rekomendasi untuk rasa almond, karena bau almondnya terasa sekali. Kalau anda tidak suka aroma almond, pasti tidak mau makan es krimnya. Salah satu rasa es krim yang enak disini adalah Cookies and Cream, Mocha, Chocotale, Mint. Itu yang menurut saya enak ya, tentunya beda orang beda selera.

Cafe Pisa
Dan yang ke-4, ini adanya di Ho Chi Minh. Namanya Bach Dang Ice Cream. Es krim disini murah tapi porsi raksasa. Harga murah karena nilai mata uang Vietnam yang rendah. Es Krim di Bach Dang Ice Cream ini, teksturnya mirip dengan Ragusa. Tapi lebih lembut. Dan seperti kebanyakan es krim home made, biasanya mudah lumer. Harganya kisaran : VND 35.000 - 65.000 per porsi. Kalau dirupiahkan sekitar IDR 17500 - 32500 per porsi. Murah kan? Dengan porsi seperti ini? yang unik, kalau kita beli es krim di Ragusa, dikasih segelas air putih, gratis. Di Bach Dang Ice Cream dikasih gratis teh. Bisa minta es teh atau teh hangat. Di Bach Dang Ice Cream ini, mereka juga menjual Kopi Vietnam. Asli pahit, dan biarpun udah dicampur susu kental manis dan es, pahitnya ampun - ampun. Abis minum kopinya, saya langsung berdebar - debar. Padahal kopinya cuma sedikit. Di Jakarta, baru satu cafe yang menjual kopi Vietnam, walau kurang pahit seperti aslinya, yaitu di Central Park, Dante Coffee. Kalau penasaran, boleh coba dulu di Dante Coffee, baru coba yang aslinya di Vietnam, Dan bandingkan rasanya.

Kopi Vietnam


Banana Split

Caramel Mocha Ice Cream




Special Mix


Nah, jadi yang mana pilihan anda kalau mau makan Es krim?