Sunday 28 October 2018

Edisi 2nd Curcol Setahun di Negeri Kangguru

SPOILER ALERT : ini juga bakal panjang bacanya.

Ini mungkin Posting saya terakhir tahun ini. Hahahaha.. kebetulan inspirasi untuk tulis blog datang tiba - tiba. Sungguh, inspirasi itu datang tanpa mengenal waktu dan tempat. Hahahaha.
Tahu - tahu, abis kelar mandi, di kepala langsung muncul ide buat menulis.

Okay. Lanjuuuttt... tareekkk mang..
Circular Quay

Selama di Ausie, sebagai imigran, penting gabung sama komunitas. Saya sendiri bergereja di tempat yang banyak bule nya, walau isinya orang tua semua. Bikin miris sih. Tapi saya memilih di gereja bule supaya bisa improve bahasa inggris dan males ketemunya orang indo melulu. Ibarat 4L, Loe Lagi Loe Lagi. Beruntung, teman - teman komunitas padus di Jakarta juga selalu supportive. Saat saya stress, isi Whatsapp group selalu jadi hiburan tersendiri buat saya. Mulai dari yang penting ampe gak penting. Mulai dari serius sampai ngebanyol. At this time, if i look back from the day i was born until now, i can't imagine myself doing it all alone. It's just, God's help comes at the right place and at the right time.
** start playing : Looking back on the things i've done.. i was trying to be someone. I played my part.. ** 
Umur memang gak bohong ya. Your song your age. Hahahaha..

Selama di Ausie ini, hampir semua orang nanya, " udah nemu cowok belum loe disana? "
Iiiihh,,,, kali,, nemu cowok kayak nemu recehan jatuh di jalan. Hahahaha.. 
Mungkin ini adalah pertanyaan horor bagi kaum jomblo. Stepnya biasa seperti ini ( correct me if i am wrong ) : 
1. Kalau belum punya pacar, pertanyaan keluarga besar : " udah punya pacar belom? Koq belom sih? cari donk.. " ya kaleee om tante.. gimana kalau ente juga bantu cariin dah.
2. Kalau udah punya pacar, pertanyaan keluarga besar : " kapan married? buruan lah married.. mumpung masih muda. " Mohon maaf om tante.. siapa yang gak mau married? tapi menurut saya, married itu bukan suatu keharusan. Karena banyak mereka yang masih single di usia tua, hidup mereka happy aja. Yang utama, hidup itu harus bahagia. Ngapain juga maksa buru - buru married, tapi gak happy - happy amat?
3. Kalau udah married, pertanyaan keluarga besar : " Kapan punya anak? Ngapain tunggu - tunggu. ". 
Om tante, harap diketahui, bikin anak itu mudah, besarinnya itu sulit. Zaman ente besarin anak, kondisi negara masih oke. Sekarang udah gak keceh. Mohon jangan jadi sobat kepho ku.
4. Kalau udah punya anak, pertanyaan keluarga besar : " Koq cuma satu? bikin lah satu lagi.. kan kasihan kalau cuma sendirian, gak ada temen, gak ada saudara. " 
Ya kaleee saudara - saudara. Emang sini buka pabrikan buat bikin anak? please.... common sense.

Namun kalau dipikir - pikir, jadi cewek, anak semata wayang, pergi sendirian ngebolang di Ausie tanpa sanak saudara, buat saya sendiri, sampai detik ini, saya masih terkagum - kagum sama diri sendiri. Sampai kadang kalau mengobrol sama teman baik yang sama - sama masih ngejomblo, dia selalu ketawa sambil bilang, " ini apa karena kita terlalu independent makannya kita susah banget dapat pacar? apa karena kita kelihatan high level banget, cowok jadi minder gtu? "
Ya manalah adinda tahu..
Ditambah, kebanyakan teman kerja yang orang indonesia, rata - rata lebih muda dari saya, dan sudah menikah. Ya ampuuunn.. langsung berasa tuiirr, cyyiiinn... antara sedih dan senang.
Senang karena menjadi jomblo means freedom. Being single simply means everyday is an independence day. Saya bebas mau kemana aja, ngapain aja, semua terserah saya. Gak ada yang atur - atur, gak ada yang cemburu. Pokoknya, i can do whatever i want to do. Sedihnya,, kalau lagi jalan - jalan lihat pemandangan sekitar Sydney dan suburb,, apalagi pas musim semi dan gugur, koq kayaknya isinya pasangan semua? mulai dari sesama jenis sampai beda jenis. Jadi sediihh,..
Belum lagi lihat postingan group WHV yang bikin ngakak sekaligus miris maksimal: SOLUSI MENGHADAPI MUSIM DINGIN. Ada gtu yang komen : yang peling penting itu, di musim dingin itu harus punya pacar. Biar bsia bikin hangat.. Eeeaaaa... saya pun mulai menyandarkan kepala ke tembok sambil nangis.. ahahahahha..
Mohon maaf ya, jadi sesi curcol dah. Mari lanjutkaaann...

Setelah lewat dari 6 bulan, saya pun mulai panik karena masa visa saya sudah mau habis. Saya jujur tidak memilih jalur seperti kaum WHV lainnya, yang ambil 2nd year, dengan kerja di Northern Territory di bidang farm / hospitality. Saya gak sanggup lah hidup jadi buruh di ausie. Bener - bener kudu setrong. Kalau dipikir kerja buruh di ausie kayak kerja buruh di Indonesia sih, salah besar. Buruh indonesia kebanyakan komplen dan demo mulu. Disini, cuma KERJA, KERJA, dan KERJA. Waktu panik ini, semua teman - teman bilang, " banyak doa lah.. biar dikasih hidayah. "
Honestly, saya bahkan udah lelah baca renungan dan berdoa. Jadinya, saya cuma bisa pasrah. ** play the background hymn song : i...surrender all..** Sungguh, saya adalah sobat yang selalu pasrah terhadap apapun. Hahahahha. Selama masa panik ini, saya kebetulan dekat sama satu teman gereja. Suatu waktu dia ajak keluar lunch dan kami pun ngobrol panjang lebar.
Bule : " have you decide what you'll do after this? "
Me : " not yet. "
Bule : " Why? "
Me : " Don't know. "
Bule : " Okay, i'll make it simple. What do you want? what do you really want? "
Me : ( dieeemm.. ) lalu bilang, " honestly, i don't know what i want or what i really want. I just know, that my decision to go to Australia, is the best decision i've ever made. "
Bule : " well.. that's good. "
Me : ( Dieeemm.. dalam hati, to be honest, sometimes i want ALL THE MONEY IN THE WORLD) Setelah pikir ulang, akhirnya saya bilang , " i think, i might not know what i want, or what i really want. But i am sure about what i don't want to do. At the moment, i don't want to go back and stay for good in Indonesia. "
Setelah acara makan siang itu, saya pulang. Dan asli lelah banget lah. Selama 3 bulan terakhir ini, saya galau. Mulai dari pengen kuliah di Taiwan.. trus mulai hitung - hitung penghasilan yang mana sampai detik ini, masih belum balik modal. hahahaha.

Evening view from my balcony
Teman saya, Ms.AW, saat itu sudah pindah ke Alice Spring. Saya pun mengobrol dengan Ms. JA, dan opsinya pun sama saja. Kita berdua bener - bener galauers. Lalu saya kembali inget - inget obrolan dengan teman saat persiapan IELTS. Ini cowok, emang jauh lebih muda dari saya. Tapi dia wow banget. Bayangin aja, diumur yang kurleb 5 thn lebih muda, udah jadi young enteurpreneur dan sering diudang jadi pembicara. Dia cerita, dulu waktu masih SD, dia udah suka jual - jualin sticker - sticker yang lagi nge-hits. Trus gitu SMP, dia pengen beli playstation, tapi papa mama gak kasih. Akhirnya, dia iseng juala kaos sablon. Hasilnya dipakai buat beli playstation. Begitu SMA, dia udah bisa punya konveksi kecil - kecilan. Bahkan setelah lulus SMA, dia bisa masuk SGU dan bayar uang kuliah sendiri dari hasil kaos sablon itu. Dia cerita sempat pertukaran pelajar ke Jerman selama 1 tahun. Gitu jelang lulus, dia ditawarin magang di salah satu perusahaan telekomunikasi besar di Jakarta. Sekarang jadi WebDesigner. Sedangkan saya? Apalah saya? 
Lulus S1 di bidang komunikasi, kerja di travel agent jadi ticketing. Walau saya pernah kerja di 2 travel agent besar di Jakarta. Prestige siihh... tapi tetep gak bikin kelihatan keceh. Hahahaha.
Sekarangpun, kadang bule - bule muda di gereja, yang karir bagus, kerja kantoran, karir jelas mungkin aggap saya juga rendah. Sekali ada satu anggota gereja bilang, " you know, you should choose to work base on your skill. Like me, i'm major in architecture, i am working as a architect consultant. And she.. She studied child care / teaching, and become kindergaten teacher. Or like him, study medicine, and will work as a doctor. "
Trust me my friend. Saya juga kalo ada duitnya juga maunya begitu. Idealnya begitu. Tapi kan gak semua selalu berjalan sesuai keinginan kita. Kadang harus kita sesuaikan. Gak mungin juga berdoa minta A, ngotot sama Tuhan harus kasih A. Ya kaliiii...

Tapi mungkin bener ada kata  : When you really want something, the whole universe will help you to get it ( Please my friend, always feel free to correct me ). Saat itu, saya macam kayak anak hilang. Panik, gak tau ini mau gimana. Mau ambil jurusan apa, mau kuliah apa, duitnya gimana? cukup atau tidak? Saya sampai ngobrol ma teman di Amrik, dia cuma bilang, " Ti.. usahain lah stay di Ausie. Loe udah jauh - jauh, capek - capek sampai Ausie, masa balik? Pasti bisa deh. Percaya gue. "
Oooo,, how much i love and miss her. Saya sudah kayak macam pasrah, namun entah kenapa, segala sesuatunya tiba - tiba jadi cepat banget bergerak. Semua jadi jelas banget. Roommate saya yang orang vietnam, malah tiap hari semangatin saya, " You can... you can continue your school here. Let's count your wages. Cook at home. Find another job. You can do it. Please stay in Sydney longer. ". Saya pun memberanikan diri sama boss untuk minta jam kerja lebih banyak, dan dia pun setuju. Tapi bahasan itu nanti kalau udah fix perpanjang. Saya pun cerita sama orang tua saya soal plan saya, dan mereka setuju. 

Singkat cerita, Akhirnya, saya memutuskan perpanjang dengan apply kuliah. Inipun cari jurusan kuliah udah kayak menimbang calon suami. Belum pertimbangan mau pakai student agent yang mana? Karena banyak banget student agent di Sydney. Pertimbangan tetang student agent itu lebih ke arah macam,, kira - kira, gue bakal cocok sama mertua apa gak? hahahahhaa.. Total saya mengunjungi 5 student agency. ** Standing Ovation ** 
Inipun akhirnya, saya memantapkan hati buat pilih 1 student agent, karena rekomendasi teman. Sekarang, saya sedang proses semua, semoga semua berjalan lancar.
Kisah lanjutannya,,, hmmmm... mungkin saya lanjutkan tahun depan ya.

** That's for one minute. Thanks. Bye. **

Edisi 1st Curcol Setahun di Negeri Kangguru

SPOILER ALERT : ini bakal jadi entri tulisan terpanjang yang pernah saya tulis.



Tidak terasa sudah nyaris setahun saya berada di negeri kangguru aka Australia. Awal saya rencana pergi, bahkan orang tua aja gak setuju. Bahkan ada beberapa orang tua, tipikal kolot sih menurut saya, yang bilang, " Kamu itu anak perempuan, ngapain harus pergi jauh - jauh? ". Yeah,, tell me about it. Buat saya itu excuse. Karena saya simply orang yang semakin dibilang gak bisa, saya akan buktikan bahwa saya bisa. Walau abis itu, diam - diam jedotin kepala di tembok, sambil meratapi sifat over confidence saya yang suka muncul di saat tidak tepat. Hahahaha.

Saat akhirnya, orang tua setuju, yang mana saya sendiri juga kaget. Karena bayangin aja, sebagai anak cewek satu - satunya, yang bahkan selama di Jakarta gak boleh pulang malam, tapi semua itu selalu saya langgar karena saya gak suka diusik - usik soal jam malam. Walau tahu sih konsen orang tua. Ibu Kota itu lebih kejam daripada Ibu Tiri dan Jakarta itu kota paling gak kondusif dan gak aman buat perempuan. Tapi akhirnya pergi juga ke Australia. Hampir semua orang terheran - heran, dan hampir semuanya bertanya, " Loe yakin?? Loe disana ada kenalan?? Loe disana ada saudara?? Loe ntar disana gimana?? Loe gak sayang sama karir loe disini?? ". Dan saya pun jawab, Yes.. I AM SURE ABOUT IT. Disana gak ada saudara, mau gimana disana, saya pikirkan nanti aja. Berangkat aja belum, manatahu kondisi disana. Bicara karir, sejujurnya saya sih lelah kerja kantoran, apalagi di dalam company yang s*** banget. Yang ada saya memang stress dan butuh suasana baru. Pada saat saya memutuskan pergi, saya cuma browsing blog dari beberapa WHV seperjuangan dan akhirnya dapat gambaran, kehidupan seperti apa yang bakal saya jalani. Tentunya, anda tidak boleh melupakan Tuhan. Dari kecil mendapat pendidikan kristen yang cukup kuat dari orang tua, bener - bener bikin saya jadi orang yang kadang dengan buta ikut aja kemana kaki melangkah, yang penting berdoa, usaha, beriman. Which is, in this case, that kind of things is just so absurd for me although nothing wrong about it.

Bahkan sebelum pergi, ada percakapan sinis dan menyindir muncul. ( biasalah ya,, banyak sobat sok tahu yang entah penasaran atau kepho ) : 
X :  "Gue bakal kangen ma loe. Gue yakin ya, Loe kalo udah pacar di Jakarta, mungkin loe gak bakal pergi ke Ausie deh. "  
Pernyataan ini, cuma saya jawab diplomatis dan emang agak sedikit sok. Tapi asli lah.. buat saya, gak ada yang gak mungkin kalau mau usaha sedikit dan berkorban sedikit.
Me : " For me, i only believe in one thing. The one who loves me, will always support and respect my decision. That person might be disappointed at my decision. But that person also know, this is what i want. I believe, if i choose a stupid or suicide decision, that person will stop me. "
X : " okay.. Let say, sekarang loe dah punya pacar. emang loe yakin bisa kuat LDRan? LDRan itu sulit lho. "
Me : " Gue somehow merasa, loe yang gak bisa put your faith and trust to the person you love. Wajar loe bakal khawatir and ragu ma pasangan loe. Itu wajar banget. Tapi menurut gue, kalau cuma karena itu loe takut sama yang namanya LDR, it simply means insulting. Emang segitu murahnya perasaan manusia? "
Dan seketika itu juga, rasanya teman saya itu pindah ke kutub selatan.

Tanggal 3 Nov, dimulai lah perjalanan saya ke Sydney. I have no friend, no family. Ibaratnya amat sangat berpasrah diri. Pertama kali tiba, saya ketemu tante yang sepesawat dengan saya, yang dengan senang hati memberi tumpangan sampai ke tempat saya rencana tinggal di area city. Bersyukur juga sih, jadinya gak perlu keluar ongkos taxi. ( bener - bener receh banget mental gue ). Menapak tilas 1 tahun perjalanan di Australia ini, ibarat keajaiban buat saya. God never cease to amaze me with His works. Setelah tiba di ausie, hal pertama yang saya lakukan adalah cari kerja. Sejujurnya, kerjaan banyak, tapi semua mau yang punya experience. Tapi kan saya dulu kerja kantoran, manalah saya punya experience kerja di restoran jadi waiter, dll. Namun ternyata saat itu, tiba - tiba saya lihat postingan di FB, ada sebuah restoran Italia di kawasan The Rocks lagi cari casual staff dan gak perlu experience. Jadilah saya apply dan diterima. Hore..! Namun ya karena jatuhnya casual, saya cuma dipanggil kerja kadang, sebulan 2x, kadang seminggu 2x. Gak tentu jadwalnya. Tapi intinya saya dapat kerjaan sambil terus cari - cari kerjaan yang jamnya lebih teratur, sehingga pemasukan juga teratur. Gimanapun, modal yang saya bawa udah tiris bangettt.

Darling Harbour at night
Saya cukup yakin, di luar sana, pasti ada yang iri sama saya. Tapi yakinlah, hidup di negara orang lebih gak enak dibanding hidup di negeri sendiri, walau di negeri sendiri, saya sering mendapat perlakuan tidak adil, bahkan kadang gak dianggap oleh negara. Setelah 2 minggu di Sydney, saya mulai panik karena belum dapat kerjaan yang lebih tetap, dan nyaris menyerah. Namun entah gimana, saat itu saya lihat postingan FB, ada cewek yang nanya lowongan kerja di Sydney. Saya pun bercanda sama dia, dan akhirnya memutuskan kenalan dan ketemuan. Sebut aja, Ms. AW. Sejujurnya, saya udah di titik MENYERAH. I want to give up. Tapi ketemu dengan ini cewek, saya ibarat dapat suntikan energi dan lewat dia, saya ketemu dengan 1 cewek lagi, Ms. JA. Selama saya menjalani hidup 6 bulan pertama di Sydney, saya cukup yakin, kalau hari itu saya gak memutuskan untuk ketemuan dengan Ms.AW, saya mungkin udah lama pulang balik ke Indonesia. Tapi ketemu dengan 2 teman baru, membuat saya merasa lebih nyaman  dan happy. Kalau Ms.AW dan Ms. JA selalu memberi saya energi positif dan selalu support apapun dan selalu positif thinking, tapi saat saya besar kepala, Ms. JA adalah orang yang selalu siap membuat saya jadi lebih rendah hati. You don't know how thankful i am to meet the two of you in Sydney.

Well, everything is just wonderful. Ibarat kayak orang baru pdkt atau pacaran, semua juga indah. Cuma denger suara pacar, udah senyam senyum sendiri. Cuma bisa lihat wajah aja udah senang. Pegangan tangan aja udah dag dig dug. So innocent, right? It's also the same for me. Semua serba baru. Punya pengalaman baru, teman baru, dll. Lalu tidak lama, bulan Januari, saya dapat kerja di tempat Sushi. Asli lah, ini HELL banget buat saya. Gimana gak? saya kerja dikasih timer boooo... Si boss udah macam kayak ngoceh tiap hari. Akhirnya, hari ke-2 saya kerja, saya bilang ma dia : 
Me : " you know, i'm still lack in many things. I've told you, i have ZERO experience. That's why i am still slow in doing the sushi. "
Boss : " But, people with zero experience like you, can do it in maximum 2 minutes..! how come you make it in 3 minutes? What should i do to you? you tell me. "
Me : " All right. Then, you put me in your busiest store, let me get a proper training there. After that, you can put a test and decide, whether i'm worth it to be employed or not. if i'm not worth it, then you can simply KICK me OUT anytime you want. "
Boss : kaget, bengong, lalu ketawa. " Okay. Fine. Let's do it. You work at my other shop,a nd by saturday, i will test you. Okay? "
Me : " Okay..! "
Tapi akhirnya setelah 2 minggu, saya menyerah lah. Saya duluan yang minta resign. Secara saya gak suka banget dengan management nya dan asli, stress kerja dengan timer. Gileeee... serasa ada hansip di samping saya. Habis minta resign, saya malah diomelin ortu, karena belum punya kerjaan baru, tapi main resign aja. Hahahaha... tapi asli lah stress. Boleh tanya Ms. AW, gimana saya tiap pulang, rasanya pengen nangis. Sungguh lah, hidup di negeri orang, mesti rajin - rajin menghibur diri sendiri dan menyemangati diri sendiri.

Setelah keluar, gak lama saya lihat lagi tuh Gumtree. Eeehh.. ada restoran sushi butuh orang sebagai floor staff. Jadilah saya apply dan diterima. Sampai detik ini, saya masih kerja disana, karena memang suasanya enak dan temannya baik. Tapi gak berhenti sampai situ. Saya pun akhirnya dapat lagi kerjaan casual, dengan jam kerja gak tentu. Jadi Stocktaker, yaitu kerjaan itu stock lewat scan barcode. Ini juga salah satu kerjaan yang gampang, tapi menguras otak dan tenaga karena perlu energi extra untuk tetap fokus. Kalau gak fokus, saya jamin, pasti hitungan gak akurat. Awal kerja ini, rasanya puyeng, lama - lama biasa. Tapi asli lah, kalau sepanjang hari kerjanya cuma lihatin barcode, muak rasanya. Kerjaan monoton yang jujur saya eneg banget kadang - kadang. Tapi karena bayaran oke, saya pun rela. Rela banget saudara - saudara! Karena gara - gara ini kerjaan ini, saya bisa jalan - jalan ke snowy mountain. Hahahahaha.

Kadang juga, saya kerja sebagai staff dari Hospitality Agency. Ini juga kerjaan gak jelas jam kerjanya. Tapi saya suka banget. Karena lewat kerjaan ini, saya menambah pengetahuan tentang minuman keras. Dan bonusnya, kalau kerja pas konser musik dengan artis ternama, setidaknya bisa dengar jelas gaung suaranya. Jadi dapat live voice concert, walau gak ikutan nonton. Hahahaha.

==> Lanjut ke Episode selanjutnya.